Khofifah – Emil Unggul di Survei Litbang Kompas, Potensial Menang

Suarajatim.com - Litbang Kompas baru saja merilis hasil survei terbaru elektabilitas Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur 2018.

Hasilnya lumayang mengejutkan sebab menempatkan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistanto Dardak unggul elektabilitas di empat dari enam zonasi wilayah.

Dalam survei, Khofifah-Emil unggul dengan persentase 44,5 persen.

Dari enam zona pemilih wilayah Jawa Timur, Khofifah-Emil disebutkan unggul di empat wilayah.

Berdasarkan data Litbang Kompas data terbaru menunjukan pasangan Emil unggul di empat wilayah Jawa Timur. Mulai dari Mataraman Pesisir (Bojonegoro, Lamongan, Tuban) 54,1%, Mataraman (Pacitan, Madiun, Magetan, Ponorogo, Trenggalek, Nganjuk, Blitar, Tulungagung) duo NU ini unggul di angka 47,2 %, Madura (Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep) Khofifah meraih 50,7%, dan wilayah Osing (Banyuwangi) menjadi milik Khofifah-Emil dengan 53,1%.

Soal hal tersebut, Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Fahrul Razziqi mengungkapkan jika tren elektabiltas Khofifah-Emil dinilai naik dan potensial unggul.

“Kalau sedari awal justru Gus Ipul potensi naik sudah relatif. Bu Khofifah potensi terus naiknya sangat besar. Itu perlu dipertahankan kalau bisa ditingkatkan,” kata Fahrul.

Menurut Fahmi, potensi untuk menggenjot elektabilitas bisa dengan memaksimalkan suara dari Emil.
“Sekarang yang perlu digenjot wakil dari pasangan calon. Celah itu bisa dimanfaatkan Pak Emil untuk memaksimalkan elektabilitasnya,” jelasnya.

Senada yang dikatakan Fahrul, Peneliti CSIS (The Centre for Strategic and International Studies), Arya Fernandes menilai pasangan Khofifah-Emil terus mengejar pasangan Gus Ipul-Puti.

Kemudian, Arya menilai adanya keraguan pemilih dari kader simpatisan partai pengusung Gus Ipul: PKB dan PDIP. Sementara dukungan mesin partai Khofifah-Emil semakin solid.

”Pemilih ini otonom. Bisa saja mereka memiliki pilihan berbeda dengan dukungan partai mereka. Dalam banyak pilkada, pemilih partai politik tidak linier dengan usungan partai. Karena pemilu kan otonomi punya metode sendiri, punya penilaian sendiri. Jika terjadi posisi itu, partai tidak memiliki kuasa 100 persen untuk menentukan pilihan kader atau simpatisan,” ucapnya.

Sementara Khofifah yang memiliki label Nahdlatul Ulama (NU) disebut akan terus memengaruhi pilihan kader partai.

Sementara Puti Guntur Soekarno yang menjadi pasangan Gus Ipul, Arya menyebut, belum memberi pengaruh elektabilitas. Sebab, Puti bukan warga Jawa Timur.

”PDIP di bawah 50 persen. Itu menarik, sisi ini tidak mengakar. Puti ’diimpor’ dari Jawa Barat sehingga tidak mengakar di Jawa Timur. Sementara PKB tidak begitu optimal karena basis lari ke Khofifah. Kalau Khofifah ambil suara PKB, itu akan membantu Khofifah,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Litbang Kompas menyebutkan partai pengusung Khofifah-Emil sangat memengaruhi pilihan.

Dari hasil survei menyebutkan, PAN 78,6%; Partai Hanura 66,7%; Partai Golkar 44,7%; Partai Demokrat 41,4%; Partai Nasdem 38,5%; PPP 33,3%.

Sementara itu, Ipul-Puti dari Partai Gerindra 57,7%; PKB 47,5%; PDIP 45,5%; dan PKS 36,4%.//cw-litbangkompas
LihatTutupKomentar