Mojokerto, Suarajatim.com - Jalanan yang mendaki dengan hutan belantara yang masih asri, ditambah udara sejuk yang jauh hiruk pikuk perkotaan, semakin menambah semangat kami untuk mencapai Petirtaan Jolotundo, “taman surga” yang letaknya kurang lebih 55 kilometer dari Surabaya.
Terletak di lereng gunung Penanggungan, tepatnya desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto lokasi Petirtaan Jolotundo banyak diminati para para pengunjung diakhir pekan. Lokasinya mudah dicapai baik dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat. Hanya saja jika musim kita harus ekstra hati hati, karena jalan yang licin dan kondisi jalan yang berkelok kelok.Petirtaan Jolotundo (Foto:Joko Sambang) |
Untuk memperingati kelahiran anaknya yang bernama Prabu Airlangga yang kelak menjadi raja besar di Kahuripan, maka Raja Udaya membuat pertitaan Jolotundo ini pada tahun 997 M. Namun ada sumber lain yang mengatakan, kalau Petirtaan Jolotundo adalah lokasi pertapaan Prabu Airlangga ketika mengundurkan sebagai raja Kahuripan.
Di atas tanah seluas 1 hektare dengan panjang 16,85 meter dan lebar 13,52 meter dengan ketinggian 5,2 meter, Pertirtaan Jolotundo dahulu kala menjadi tempat pemandian para petinggi kerajaan Kahuripan pada masa itu. Hal ini diketahui, dari struktur bangunan pertirtaan yang terbuat dari batuan khusus yaitu batu adhesit yang sangat istimewa ditambah dengan ukiran relief yang dibuat dengan tangan tangan terampil kala itu.
Menurut beberapa pengunjung yang sengaja datang ke Petirtaan Jolotundo, umumnya mereka percaya akan khasiat air pertirtaan Jolotundo yang memiliki khasiat sebagai obat segala penyakit.
“Saya sudah beberapa kali datang ke Jolotundo untuk mengambil air, pesanan kakak saya yang sedang sakit. Dan Alhamdulillah, sampai sekarang penyakitnya berangsur angsur membaik,” ungkap Agus (44) warga Surabaya.
Ribuan ikan di kolam mandi pria (Foto: Goodnewsfromindonesia.id) |
Memang rata rata para pengunjung yang datang ke pertirtaan Jolotundo banyak yang melakukan mandi apalagi jika malam purnama, malam Jumat Legi, atau 1 syuro.
Letak posisi lokasi mandi Petirtaan Jolotundo sejak jaman Raja Udaya sampai sekarang tidak pernah berubah dan masih berlaku sampai saat ini, di dinding batu khas bangunan candi itu diberi petunjuk “Pria” di kolam mandi sebelah timur, dan “Wanita” di barat.