Link Nonton Before, Now & Then (Nana), Pemenang FFI 2022

  • Before, Now & Then (Nana) berhasil membawa pulang Piala Citra dalam FFI 2022. Film karya Sutradara Kamila Andini ini menceritakan kehidupan nyata Raden Nana Sunani di Jawa Barat pada era 1960-an.

Suarajatim.com - Before, Now & Then (Nana) dinobatkan sebagai Film Panjang Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2022 pada Selasa (22/11). Film besutan Sutradara Kamila Andini tersebut berhasil mengungguli nomine lainnya, seperti Ngeri Ngeri Sedap, Mencuri Raden Saleh, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, dan Autobiography.


Nana adalah drama sejarah asal Indonesia yang diputar perdana secara internasional di Festival Film Berlin pada 12 Februari 2022. Dan berhasil meraih penghargaan Silver Bear for Supporting Actress untuk Laura Basuki.


Film Nana merupakan hasil adaptasi dari novel legendaris “Jais Darga Namaku” karya Ahda Imran. Berkisah tentang kehidupan nyata Raden Nana Sunani di Jawa Barat pada era 1960-an.


Nana, yang diperankan oleh Happy Salma, melarikan diri dari gerombolan pria yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah serta anaknya. Nana terpaksa menjalani hidup yang baru bersama seorang menak Sunda dan bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya. Sesuai latar tempatnya, film ini menggunakan bahasa Sunda secara keseluruhan baik dialog maupun soundtrack-nya.

Kamila Andini menjelaskan, film ini membawa pesan tentang bagaimana di setiap zaman, selalu ada sosok perempuan yang tidak pernah sekalipun menjadikan dirinya korban, meskipun tetap tidak lepas dari pengorbanan. Sosok Nana di sini menggambarkan seorang perempuan yang menjadi korban sebuah era; perang, politik, pemberontakan dan kehidupan sosial patriarki yang ingin mencari arti kebebasannya sendiri.


Film Before, Now & Then (Nana) dapat ditonton melalui tautan: https://www.primevideo.com/dp/amzn1.dv.gti.f397b30f-44fb-4c14-b738-16de9160fcc0.


Selain Film Cerita Panjang Terbaik, Before Now And Then (Nana) juga memborong Piala Citra untuk kategori Pengarah Sinematografi Terbaik (Batara Goempar), Pengarah Artistik Terbaik (Vida Sylvia), Penyunting Gambar Terbaik (Akhmad Fesri Anggoro), Penata Musik Terbaik (Ricky Lionardi).


"Seperti yang tertera di awal film, kami mempersembahkan ini untuk leluhur kami di Tanah Sunda" kata Kamila Andini dalam pidato kemenangannya.

LihatTutupKomentar