![]() |
| Armuji dan Bahlil saat meninjau SPBU di Jawa Timur usai keluhan motor brebet akibat dugaan Pertalite bermasalah. |
Menurutnya, sudah ada sedikitnya 25 laporan dari pengemudi ojek online yang motornya rusak setelah mengisi di sejumlah SPBU Surabaya, terutama Rajawali. Dalam sidaknya, Armuji menunjukkan sampel Pertalite dalam botol air mineral yang tampak lebih bening dari biasanya.
“Pertalite ini jadi seperti cukrik, bikin motor mabuk,” ujarnya sambil menunjukkan cairan tersebut.
Selain Rajawali, SPBU Tapak Siring dan Diponegoro juga dikeluhkan. Sejumlah pengemudi ojol melaporkan motor mereka sulit dinyalakan setelah mengisi BBM di sana.
Daniel Lukas Rorong, aktivis komunitas driver online yang mendampingi sidak, menyebut laporan pengemudi muncul sejak sehari sebelumnya.
“Sehari bisa sampai 25 ojol yang motornya bermasalah usai mengisi Pertalite,” ujar Daniel.
Ia menambahkan, para pengemudi tidak hanya kehilangan waktu, tetapi juga penghasilan karena harus memperbaiki motor di bengkel. Daniel bahkan membuka posko pengaduan online yang menerima puluhan laporan dalam waktu 24 jam.
Perwakilan Pertamina yang hadir dalam sidak menyatakan akan menindaklanjuti laporan masyarakat.
“Silakan dicatat SPBU terakhir tempat isi BBM hingga motor brebet. Akan kami tindak lanjuti,” katanya di lokasi.
Bahlil: Kualitas Pertalite di Jawa Timur Masih Sesuai Standar
Sementara itu, sehari sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan kualitas Pertalite di Jawa Timur masih baik. Hal itu disampaikan usai memeriksa langsung salah satu SPBU di Kota Malang, Rabu (29/10/2025).
“Di sini saya pikir clear, karena ada dari Lemigas, Dirjen Migas, Dirut Pertamina Patra Niaga, dan BPH Migas yang mengontrol stok serta penyaluran BBM subsidi,” kata Bahlil, dikutip dari Antara. Hasil uji laboratorium dari Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi Lemigas juga menunjukkan bahwa kualitas Pertalite dalam kondisi sesuai spesifikasi.
Bahlil menjelaskan, pengecekan ini merupakan respons atas laporan masyarakat dari wilayah Lamongan, Gresik, dan Tuban yang kendaraannya terganggu setelah mengisi Pertalite.
“Jika ada masalah, akan kami sampaikan langsung dalam rapat di Kementerian ESDM,” ujarnya. Ia juga mengingatkan Pertamina agar menjaga mutu bahan bakar subsidi.
“Pertamina jangan main-main. Sekalipun BUMN, saya akan pantau karena mereka bertanggung jawab atas kualitas BBM subsidi,” tegasnya.
Kasus serupa juga dialami Robin, pengemudi ojek online asal Jombang. Motornya tiba-tiba brebet setelah mengisi Pertalite di SPBU Tembelang.
“Setelah dibawa ke bengkel, ternyata ada tujuh atau delapan motor lain yang sama,” kata Robin.
Begitu tangkinya dikuras dan diisi Pertamax, motor Robin kembali normal. “Langsung nyala setelah ganti Pertamax,” ujarnya.
Armuji berharap Pertamina tidak mengabaikan laporan warga. Ia meminta agar perusahaan pelat merah itu mengganti biaya perbaikan motor pengendara yang dirugikan. “Jangan sampai warga Surabaya dirugikan,” tuturnya.
Perbedaan hasil sidak antara Armuji dan Bahlil kini menjadi perhatian publik. Di satu sisi, ada temuan lapangan yang menunjukkan adanya anomali warna pada Pertalite di Surabaya. Di sisi lain, pemerintah pusat memastikan hasil uji laboratorium menunjukkan bahan bakar masih sesuai standar.
Masyarakat menunggu langkah lanjutan dari Pertamina dan Kementerian ESDM untuk memastikan transparansi dan keamanan bahan bakar yang digunakan jutaan pengendara di Jawa Timur.
Sumber: Kompas

