Suarajatim.com - Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Chikungunya, Pemerintah Kabupaten Jember bekerja sama dengan Enesis Group meluncurkan program Desa Bebas Nyamuk. Kegiatan ini diselenggarakan di Desa Wringintelu, Kecamatan Puger, Jember pada Selasa, 4 Juni 2024, dan melibatkan serangkaian edukasi tentang pemberantasan sarang nyamuk.
Bupati Jember, Hendy Siswanto, mengungkapkan bahwa potensi DBD dan Chikungunya di Kecamatan Puger dan Balung sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya pantai dan aliran sungai yang dapat menimbulkan genangan air, tempat nyamuk berkembang biak.
“Saat ini kita menghadapi perubahan musim dari El Niño ke La Niña yang menyebabkan musim pancaroba dengan banyak genangan air, yang menjadi sarang nyamuk,” ujar Hendy.
Oleh karena itu, Pemkab Jember bersama Enesis Group meluncurkan program Desa Bebas Sarang Nyamuk. Dalam program ini, Enesis Group memberikan edukasi kepada kader posyandu untuk menjadi juru pemantau jentik (Jumantik).
Pemkab Jember berharap melalui program ini, masyarakat Jember akan lebih sadar dan mandiri dalam melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Langkah-langkah yang dianjurkan meliputi menguras, menutup, mendaur ulang, serta menggunakan lotion khusus.
“Langkah rutin untuk memberantas nyamuk penyebab DBD adalah dengan menguras, menutup, dan mendaur ulang. Terakhir, mengolesi tubuh dengan lotion khusus seperti Soffell, produk dari Enesis Group,” tambah Hendy.
Hendy juga berharap program pencegahan penyakit DBD dan Chikungunya yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Enesis Group dapat diperluas ke seluruh kecamatan di Jember. Dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa di 31 kecamatan, diperlukan pemantauan terhadap 920 ribu rumah.
Hendy juga menginstruksikan kader posyandu yang telah dilatih oleh Enesis Group untuk mengawasi tempat-tempat yang rentan menjadi sarang nyamuk dan menularkan pengetahuan tersebut kepada kader lainnya serta kepada siswa di sekolah.
“Kami berharap program ini dapat berlanjut di kecamatan lainnya. Jumlah penduduk kami terbesar ketiga di Jawa Timur dengan potensi DBD yang sangat tinggi. Kami juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Cipta Karya,” ujarnya.
CEO Enesis Group, Aryo Widiwardhono, menyatakan komitmen perusahaan bersama Kementerian Kesehatan RI untuk memberantas DBD. Salah satu produk Enesis Group, Soffell, diproduksi khusus untuk mengatasi DBD.
Enesis Group juga melakukan edukasi keliling ke berbagai kota dan kabupaten terkait pemberantasan sarang nyamuk. Dengan melibatkan kader jumantik, edukasi yang diberikan meliputi 3M Plus: menutup, menguras, mendaur ulang, dan mengolesi tubuh dengan lotion khusus.
“Di Jember, program ini baru dilaksanakan di Kecamatan Balung dan Puger. Kami akan melanjutkan program ini ke kota dan kabupaten lainnya untuk menghilangkan DBD,” ujar Aryo.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, kasus DBD pada tahun 2024 meningkat tiga kali lipat. Aryo menekankan bahwa sejak 1998, Enesis Group berkomitmen untuk memberantas DBD mulai dari unit terkecil, yaitu keluarga.
“Kami akan melanjutkan program serupa di kabupaten dan kota lain di Indonesia,” pungkasnya.(*)