SUARAJATIM - Memasuki semester kedua 2025, musim kering melanda sejumlah wilayah Indonesia. Dampak perubahan iklim global memperburuk kondisi ini, memicu kekhawatiran petani jagung. Ancaman kekurangan air, serangan hama, dan persaingan gulma berpotensi menurunkan produktivitas panen.
Menjawab tantangan itu, Syngenta Indonesia memperkenalkan benih jagung hibrida NK Perkasa Sakti. Peluncuran dilakukan di Syngenta Learning Center, Kedungmalang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Acara dihadiri Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Gunawan, SP, M.Si, Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa, perwakilan dinas pertanian, serta lebih dari 500 petani.
Gunawan menyampaikan data optimis sektor jagung nasional. "Realisasi penggunaan benih bersertifikat tahun 2024 mencapai 191,81%, tumbuh 14,89% dari 2023. Tahun 2025, pemerintah menargetkan produksi 16,68 juta ton pipilan kering dari luas tanam 4,26 juta hektar," ujarnya. Ia juga menyebut alokasi bantuan benih jagung mencapai 300.000 hektar.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PT. Syngenta Indonesia yang telah menghasilkan banyak varietas jagung hibrida yang digunakan oleh petani. Varietas ini sangat bermanfaat bagi pengembangan jagung hibrida di Indonesia," kata Gunawan.
"Ketika musim kering datang dan kondisi cuaca semakin tidak menentu, petani membutuhkan benih yang tangguh, efisien, dan tetap produktif. NK Perkasa Sakti adalah jawaban kami. Benih ini memiliki keunggulan ganda: tahan terhadap penggerek batang (Asian Corn Borer) dan toleran herbisida glifosat," kata Nguyen Huy Cuong.
Kombinasi teknologi ini memberikan tiga manfaat:
"Dengan keunggulan yang dimiliki dan potensi hasil lebih besar 5-10%, benih seperti NK Perkasa Sakti penting untuk ketahanan pangan. Dalam kondisi optimal, potensi hasil bisa mencapai 13,3 ton per hektar," kata Imam Sujono.
Petani asal Jember, Abubakar, membagikan pengalamannya menggunakan benih tersebut. "Kalau saya amati dan bandingkan dengan jagung biasa, varietas baru ini lebih istimewa. Tanaman sehat dan lebih tahan dari ulat penggerek batang. Kami menjadi tidak terlalu khawatir dengan serangan hama. Rata-rata hasil panen cukup tinggi, berbeda jauh dengan masa awal saya menanam jagung yang hanya 4 ton per hektar," katanya.
Peluncuran di Kediri merupakan bagian program nasional Syngenta, setelah sebelumnya digelar di Lampung, Bone, Lamongan, dan Grobogan. Perusahaan juga menyediakan akses teknologi melalui aplikasi peTani yang telah digunakan 50.000 petani.
Syngenta mengoperasikan 24 Learning Center di Indonesia. Pusat pelatihan ini memberikan panduan praktis pertanian modern dan menjangkau 17.000 petani per tahun.
"Syngenta berusaha menjadi mitra strategis petani Indonesia. Dengan inovasi benih bioteknologi seperti NK Perkasa Sakti, Indonesia bisa lebih siap hadapi dampak perubahan iklim. Tujuannya, produksi jagung tetap stabil dan petani dapat memaksimalkan keuntungan," pungkas Imam Sujono.
Kehadiran NK Perkasa Sakti diharapkan menjadi solusi nyata bagi petani menghadapi musim kering panjang. Teknologi ini tidak hanya menjaga produktivitas, tetapi juga mendorong efisiensi biaya produksi.
![]() |
Petani jagung andalkan benih hibrida saat musim kering |
Gunawan menyampaikan data optimis sektor jagung nasional. "Realisasi penggunaan benih bersertifikat tahun 2024 mencapai 191,81%, tumbuh 14,89% dari 2023. Tahun 2025, pemerintah menargetkan produksi 16,68 juta ton pipilan kering dari luas tanam 4,26 juta hektar," ujarnya. Ia juga menyebut alokasi bantuan benih jagung mencapai 300.000 hektar.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada PT. Syngenta Indonesia yang telah menghasilkan banyak varietas jagung hibrida yang digunakan oleh petani. Varietas ini sangat bermanfaat bagi pengembangan jagung hibrida di Indonesia," kata Gunawan.
Keunggulan Ganda Benih NK Perkasa Sakti untuk Musim Ekstrem
NK Perkasa Sakti dirancang khusus menghadapi cuaca tak menentu. Nguyen Huy Cuong, Customer Business Manager Syngenta Indonesia, menjelaskan keunggulan produk ini."Ketika musim kering datang dan kondisi cuaca semakin tidak menentu, petani membutuhkan benih yang tangguh, efisien, dan tetap produktif. NK Perkasa Sakti adalah jawaban kami. Benih ini memiliki keunggulan ganda: tahan terhadap penggerek batang (Asian Corn Borer) dan toleran herbisida glifosat," kata Nguyen Huy Cuong.
Kombinasi teknologi ini memberikan tiga manfaat:
- MUDAH: Perawatan tanaman lebih efisien saat tenaga kerja terbatas.
- MENGUNTUNGKAN: Pengurangan biaya pestisida dan operasional.
- MENINGKATKAN HASIL: Minimalisasi kerusakan hama dan persaingan nutrisi gulma.
Potensi Hasil Panen Capai 13,3 Ton/Hektar
Jawa Timur sebagai sentra jagung nasional menjadi lokasi strategis peluncuran. Imam Sujono, Seed Marketing Head Syngenta Indonesia, memaparkan potensi hasil benih ini.![]() |
Peluncuran benih jagung hibrida NK Perkasa Sakti oleh Syngenta Indonesia di Kediri, Jawa Timur |
Petani asal Jember, Abubakar, membagikan pengalamannya menggunakan benih tersebut. "Kalau saya amati dan bandingkan dengan jagung biasa, varietas baru ini lebih istimewa. Tanaman sehat dan lebih tahan dari ulat penggerek batang. Kami menjadi tidak terlalu khawatir dengan serangan hama. Rata-rata hasil panen cukup tinggi, berbeda jauh dengan masa awal saya menanam jagung yang hanya 4 ton per hektar," katanya.
Peluncuran di Kediri merupakan bagian program nasional Syngenta, setelah sebelumnya digelar di Lampung, Bone, Lamongan, dan Grobogan. Perusahaan juga menyediakan akses teknologi melalui aplikasi peTani yang telah digunakan 50.000 petani.
Syngenta mengoperasikan 24 Learning Center di Indonesia. Pusat pelatihan ini memberikan panduan praktis pertanian modern dan menjangkau 17.000 petani per tahun.
"Syngenta berusaha menjadi mitra strategis petani Indonesia. Dengan inovasi benih bioteknologi seperti NK Perkasa Sakti, Indonesia bisa lebih siap hadapi dampak perubahan iklim. Tujuannya, produksi jagung tetap stabil dan petani dapat memaksimalkan keuntungan," pungkas Imam Sujono.
Kehadiran NK Perkasa Sakti diharapkan menjadi solusi nyata bagi petani menghadapi musim kering panjang. Teknologi ini tidak hanya menjaga produktivitas, tetapi juga mendorong efisiensi biaya produksi.