SUARAJATIM (9/5) - Pulau Satangnga, gugusan kecil di Kecamatan Tanakeke, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, kini menyimpan cerita baru. Di balik riuh ombak Selat Makassar, pulau yang dulu hanya mengandalkan genset selama empat jam per malam itu, kini diterangi cahaya listrik 24 jam.
Perubahan itu hadir berkat teknologi SuperSUN, inovasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terintegrasi dengan sistem penyimpanan energi (energy storage) dari PT PLN (Persero).
Sebanyak sembilan unit PLTS SuperSUN dipasang di fasilitas umum, seperti balai desa, sekolah, dan tempat ibadah. Teknologi karya anak bangsa ini menjadi jawaban atas tantangan elektrifikasi di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Letak geografis Pulau Satangnga yang hanya bisa diakses via kapal selama 1,5 jam dari daratan Sulawesi tak lagi menjadi penghalang. PLN membuktikan, pembangunan infrastruktur energi bersih bisa menjangkau siapapun, di manapun.
Manfaatnya langsung terasa. Pompa air, kulkas, dan lampu belajar kini menjadi bagian dari keseharian. Nelayan pun mulai memanfaatkan listrik untuk menyimpan hasil tangkapan. “Dulu, ikan cepat busuk karena tak ada pendingin. Sekarang, kami bisa simpan lebih lama dan jual dengan harga lebih baik,” tutur Salma, salah seorang warga.
Bupati Takalar, Mohammad Firdaus Daeng Manye, menyebut kehadiran SuperSUN sebagai momentum kebangkitan Pulau Satangnga. “Listrik bukan sekadar penerangan, tapi simbol kehadiran negara. Ini bukti bahwa daerah 3T tidak terlupakan,” tegasnya dalam peresmian proyek tersebut.
Dukungan juga datang dari Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Polisi Mohammad Fadil Imran. Menurutnya, akses listrik yang stabil akan memperkuat fondasi sosial masyarakat. “Ini langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ekonomi, dan nasionalisme warga,” ucapnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa proyek ini selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. “Listrik adalah jembatan menuju kemajuan. SuperSUN bukti bahwa energi bersih bisa hadirkan keadilan bagi masyarakat 3T,” ujarnya.
Edyansyah, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselra-Sulbar, menambahkan bahwa keandalan SuperSUN telah melahirkan usaha baru, seperti produksi es balok dan pengolahan hasil laut. “Cahaya di malam hari adalah simbol harapan. Kami berharap masyarakat ikut menjaga aset ini,” imbaunya.
Keberhasilan SuperSUN di Pulau Satangnga menjadi contoh bagaimana inovasi teknologi dapat menjawab masalah ketimpangan energi. PLN berkomitmen memperluas program ini ke daerah 3T lainnya, mengubah gelap menjadi terang, dan keterisolasian menjadi kemandirian.
Sebagai pulau pertama di Tanakeke yang menikmati listrik 24 jam, Satangnga kini tak hanya menjadi contoh, tetapi juga inspirasi: bahwa di ujung negeri, cahaya energi bersih bisa menjadi penggerak perubahan yang nyata.
![]() |
Pemasangan PLTS SuperSUN di Pulau Satangnga, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan |
Sebanyak sembilan unit PLTS SuperSUN dipasang di fasilitas umum, seperti balai desa, sekolah, dan tempat ibadah. Teknologi karya anak bangsa ini menjadi jawaban atas tantangan elektrifikasi di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Letak geografis Pulau Satangnga yang hanya bisa diakses via kapal selama 1,5 jam dari daratan Sulawesi tak lagi menjadi penghalang. PLN membuktikan, pembangunan infrastruktur energi bersih bisa menjangkau siapapun, di manapun.
Dari Genset ke Energi Bersih: Penghematan dan Harapan Baru
Muhammad Arif, Camat Kepulauan Tanakeke, tak menyangka listrik 24 jam bisa menjadi kenyataan. Sebelumnya, warga harus merogoh kocek Rp75 ribu per hari untuk genset yang hanya menyala 4 jam. Kini, dengan Rp5 ribu per hari, mereka menikmati listrik sepanjang waktu. “Ini seperti mimpi. Anak-anak bisa belajar malam hari, warga tak lagi khawatir kehabisan BBM. Ekonomi kami pasti terdongkrak,” ujarnya.Manfaatnya langsung terasa. Pompa air, kulkas, dan lampu belajar kini menjadi bagian dari keseharian. Nelayan pun mulai memanfaatkan listrik untuk menyimpan hasil tangkapan. “Dulu, ikan cepat busuk karena tak ada pendingin. Sekarang, kami bisa simpan lebih lama dan jual dengan harga lebih baik,” tutur Salma, salah seorang warga.
![]() |
Senyum bahagia siswa-siswi SDN 34 Satangnga yang kini dapat belajar lebih nyaman berkat hadirnya listrik bersih PLN melalui inovasi SuperSUN. Total sembilan fasilitas umum di Pulau Satangnga kini listriknya disuplai melalui sembilan unit mikro Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terintegrasi dengan energy storage SuperSUN. |
Dukungan juga datang dari Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Polisi Mohammad Fadil Imran. Menurutnya, akses listrik yang stabil akan memperkuat fondasi sosial masyarakat. “Ini langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan, ekonomi, dan nasionalisme warga,” ucapnya.
SuperSUN: Teknologi Ramah Lingkungan untuk Keadilan Energi
SuperSUN merupakan kombinasi PLTS rooftop, Battery Energy Storage System (BESS), dan smart meter berkapasitas 450 VA hingga 1.300 VA. Teknologi ini memungkinkan pemantauan konsumsi listrik secara daring via smartphone. Hingga Mei 2025, sebanyak 1.181 unit telah terpasang di Sulawesi Selatan, memberi dampak pada lebih dari 5.000 kepala keluarga.Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa proyek ini selaras dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. “Listrik adalah jembatan menuju kemajuan. SuperSUN bukti bahwa energi bersih bisa hadirkan keadilan bagi masyarakat 3T,” ujarnya.
Edyansyah, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselra-Sulbar, menambahkan bahwa keandalan SuperSUN telah melahirkan usaha baru, seperti produksi es balok dan pengolahan hasil laut. “Cahaya di malam hari adalah simbol harapan. Kami berharap masyarakat ikut menjaga aset ini,” imbaunya.
Keberhasilan SuperSUN di Pulau Satangnga menjadi contoh bagaimana inovasi teknologi dapat menjawab masalah ketimpangan energi. PLN berkomitmen memperluas program ini ke daerah 3T lainnya, mengubah gelap menjadi terang, dan keterisolasian menjadi kemandirian.
Sebagai pulau pertama di Tanakeke yang menikmati listrik 24 jam, Satangnga kini tak hanya menjadi contoh, tetapi juga inspirasi: bahwa di ujung negeri, cahaya energi bersih bisa menjadi penggerak perubahan yang nyata.