SUARAJATIM - Kehadiran pimpinan puncak Bank Mandiri di Medan memberi gambaran tentang cara korporasi pelat merah ini membaca situasi darurat di Sumatera. Bagi Bank Mandiri, penanganan bencana tidak berhenti pada penyaluran bantuan awal. Kesiapan logistik, koordinasi lapangan, hingga keberadaan relawan menjadi satu rangkaian kerja yang harus berjalan rapi sejak hari pertama bencana terjadi.
![]() |
| Direktur Utama Bank Mandiri Riduan melepas truk bantuan dan relawan Mandiri Tanggap Bencana untuk wilayah Aceh di Medan, 17 Desember 2025. |
Distribusi bantuan ke Aceh pada Rabu (17/12) menjadi bagian penting dari rangkaian tersebut. Tahap ke-10 ini mencakup 9.000 paket bantuan yang dialokasikan untuk Aceh Tamiang, Aceh Selatan, dan Kabupaten Gayo Lues. Penyaluran dilakukan menggunakan 10 truk bantuan dari total 30 armada yang telah disiapkan untuk menjangkau berbagai titik terdampak di Sumatera.
Direktur Utama Bank Mandiri Riduan hadir langsung untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai rencana. Kehadiran jajaran direksi di lapangan bertujuan memperkuat koordinasi serta memastikan distribusi bantuan tepat sasaran. Dalam situasi darurat, kejelasan alur distribusi menjadi faktor penting agar bantuan tidak terhambat di perjalanan.
“Mandirian Tanggap Bencana yang pernah terlibat dalam penanganan tsunami Aceh serta gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi di Palu kembali kami aktifkan. Dengan pengalaman tersebut, relawan akan diberangkatkan langsung ke Aceh untuk mendukung penyaluran bantuan dan pendampingan di lapangan,” ujar Riduan.
Relawan internal Bank Mandiri yang dikenal sebagai Mandirian mengambil peran langsung di lapangan. Mereka tergabung dalam Relawan BUMN Peduli dan berasal dari berbagai unit kerja. Pengalaman menghadapi bencana besar sebelumnya menjadi bekal penting dalam memastikan bantuan tiba dengan aman dan cepat kepada warga.
Selain distribusi logistik, Bank Mandiri mendirikan posko BUMN Peduli Tanggap Bencana di Kabupaten Gayo Lues dan Aceh Selatan. Posko ini dilengkapi dapur umum serta fasilitas pendidikan, layanan kesehatan, dukungan psikososial, genset listrik, dan akses internet. Kehadiran posko dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan dasar masyarakat selama masa darurat.
Riduan menekankan pentingnya ketepatan distribusi dalam kondisi krisis. “Dalam kondisi darurat, kecepatan dan ketepatan distribusi menjadi kunci. Karena itu, Bank Mandiri memastikan seluruh bantuan disalurkan melalui koordinasi yang solid dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait termasuk Danantara,” terang Riduan.
Langkah tersebut sejalan dengan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Bank Mandiri di wilayah Sumatera. Sinergi dilakukan bersama pemerintah pusat dan daerah, BPBD, aparat setempat, Mandiri Amal Insani, serta relawan karyawan. Pola kerja ini dirancang agar setiap bantuan tercatat dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ke depan, Bank Mandiri juga menyiapkan tahapan pemulihan pascabencana. Fokusnya mencakup bantuan fisik, perbaikan lingkungan, serta sarana pendidikan dan rumah ibadah yang terdampak. Di sisi lain, relaksasi pembiayaan disiapkan sesuai ketentuan yang berlaku untuk membantu masyarakat kembali menjalankan aktivitas ekonomi secara bertahap.
“Kami menyampaikan empati yang mendalam kepada seluruh masyarakat yang terdampak bencana. Melalui Mandiri Tanggap Bencana, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus hadir mendampingi warga, sekaligus memperkuat sinergi dengan pemerintah agar penanganan darurat hingga proses pemulihan sosial dapat berjalan lebih cepat dan terkoordinasi,” pungkas Riduan.

