Tak Merasa Tua, Kakek 79 Tahun Nekat Gowes Tour de Java Surabaya-Jakarta

sepeda jakarta-surabaya
Puspita Mustika Adya (kiri) akan mengawal Tarwi (kanan) selama perjalanan bersepeda Surabaya-Jakarta

Suara Jatim - Tarwi, legenda juara balap sepeda era 60-70an berencana mengayuh rute jauh dari Surabaya ke Jakarta sejauh 1100 km. 


Mengambil tema 'Tour de Java is Back', perjalanan akan dimulai pada 17 September 2020 bertepatan dengan HUT Tarwi ke-79 dengan mengambil garis start dari Universitas Negeri Surabaya. Jalan Rektorat Unesa, Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Surabaya.

“Saya ingin napak tilas bersepeda dari Surabaya ke Jakarta. Dulu pernah melakukannya waktu tahun 2002 secara diam-diam tanpa memberitahu keluarga. Setelah 4 hari kemudian baru memberi kabar kalau saya sudah di Jakarta,” kata Tarwi. "Kalau minta izin malah dilarang," lanjutnya terkekeh.

Waktu itu, secara bertahap, Tarwi mempersiapkan sepeda dan bracket boncengan untuk membawa bekal gowes ke Jakarta. Tanpa disadari istrinya. "Punggung tidak boleh membawa beban supaya tidak mudah capek, jadi tas harus ditaruh di tempat boncengan," ungkapnya.

Kini setelah18 tahun berlalu, keinginan itu kembali membuncah. Walaupun sempat dilarang lagi, Tarwi tetap bertekad melanjutkan impiannya, dengan atau tanpa dikawal keluarga.

Akhirnya, pihak keluarga mengutus Puspita Mustika Adya, mantan pebalap nasional sekaligus murid Tarwi yang didaulat menemani sang senior. “Dulu saya yang dilatih pak Tarwi, sekarang giliran saya untuk melatih beliau. Saya akan mendampingi Pak Tarwi selama solo ride,” tegas Puspita yang menganggap Tarwi seperti ayahnya sendiri.

Meski pandemi covid-19 masih menghantui, tekad Tarwi tak terbendung lagi.

“Justru saya ingin menunjukkan kepada para generasi muda untuk tetap produktif dan tidak mudah menyerah. Harus tetap semangat. Alhamdulillah kali ini saya mendapatkan ijin dari keluarga tetapi harus didampingi selama perjalanan,” Tarwi menimpali.

Sejarah mencatat, Tarwi pernah meraih medali emas beregu bersama teman-teman seperjuangannya seperti Sapari dan Theo Gunawan di ajang Games of New Emerging Forces (Ganefo) pada 1966 di Kamboja.

Tarwi berharap, dengan melakoni perjalanan dengan bersepeda Surabaya-Jakarta akan menggairahkan kembali kejuaraan sepeda yang sedang lesu. Terutama kejuaraan jarak jauh seperti  seperti Tour de Java dan Tour d'ISSI. Seperti diketahui, cabang olah raga sepeda kini dihapus dari gelaran PON.

Puspita menjelaskan rencana perjalanan Tarwi akan terbagi menjadi 8 etape dengan jeda dua kali istirahat. Mulai dari 17 – 26 September 2020 dengan rute sebagai berikut:
  • 17 September Surabaya - Rembang 210 km
  • 18 September Rembang - Semarang 138 km
  • 19 September Semarang - Solo 120 km
  • 20 September ISTIRAHAT
  • 21 September Yogyakarta - Purwokerto 170 km
  • 22 September Purwokerto - Cirebon 147 km
  • 23 September Cirebon - Bandung 136 km
  • 24 Septeber ISTIRAHAT
  • 25 September Bandung - Sukabumi 95 km
  • 26 September Sukabumi - Jakarta 115 km

Ony Cristiana Dewi, putri kandung Tarwi ingin memberikan yang terbaik untuk ayahanda tercinta. Baginya sebagai anak dia tak bisa melarang kemauan orang tuanya. “Justru kalau dilarang, saya takutnya bapak justru sakit." kata Ony.
sepeda surabaya-jakarta
Tarwi bersama putrinya, Ony
Hal ini diamini Tarwi. Dirinya mengakui bila setop bersepeda, semua penyakit manula bermunculan menghinggapi.

"Selama ini bapak sudah sering bersepeda dari Surabaya ke Malang PP seminggu sekali. Nah sekarang minta diijinkan dari Surabaya ke Jakarta. Kalau tidak diijinkan takutnya nanti seperti 2002 lalu, tiba-tiba sudah ada di Jakarta. Makanya sekarang sekalian saja kami bikin dokumentasi selama perjalanan,” terang Ony.

Fisik Prima

Karena perjalanan kali ini sepengetahuan keluarga, otomatis banyak persiapan yang harus dilakukan. Tarwi telah menjalani tes fisik di di laboratorium olahraga Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Achilles Sport Science And Fitness Center (ASSFC), Selasa (08/09) lalu.

Di laboratorium tercanggih Indonesia Timur itu, Tarwi lolos melewati serangkaian tes, diantaranya: Tes Tekanan darah, TB/BB, kapasitas paru, Sit & Reach, volume O2 maks dan asam laktat.

Rektor Unesa, Prof Dr Nurhasan Mkes kagum dengan kekuatan fisik Tarwi. “Luar biasa sekali keinginan pak Tarwi. Di usia 79 tahun justru ingin bersepeda ke Jakarta. Suatu hal yang langka,” katanya.

Sementara itu Direktur Achilles SSFC Unesa, Prof Dr Hari Setiono Mkes pun sampai geleng-geleng kepala melihat hasil pengujian Tarwi. Menurutnya kekuatan fisik pria asal Lamongan itu setara dengan pria usia puluhan tahun lebih muda.

“Yang terpenting saat Pak Tarwi melakoni perjalanan ke Jakarta nanti, harus ditemani oleh pelatih untuk memberikan masukan kapan harus istirahat. Supaya ritme bersepedanya tetap stabil dan terhindar dari kelelahan. Semangat fighter pak Tarwi sangat tinggi,” salut Hari.

Menariknya, Unesa juga akan menyertakan tim ahlinya untuk memantau kondisi fisik sebagai bahan penelitian. Seperti yang disampaikan peneliti Achilles SSFC, Doni Ardy Kusuma. “Kami mempunyai data fisik para atlet itu banyak, tapi yang berusia 79 tahun seperti Pak Tarwi tidak punya. Oleh karena itu kami akan menyertai perjalanan Pak Tarwi supaya bisa memberikan masukan pula kepada tim Unesa,” ungkap Doni.

Sebagai pamungkas saat finish di Jakarta nanti, Tarwi berkeinginan mencicipi bersepeda di Velodrome berlantai kayu yang belum pernah dirasakan sejak dulu. Rencananya, nama Tarwi akan tercatat di Museum MURI sebagai pria usia 79 tahun yang pernah gowes dari Surabaya ke Jakarta sejauh 1100 km.
LihatTutupKomentar