Lindungi Lansia Dari Penipuan Di Internet, Tular Nalar Lakukan Hal Ini

  • Penipuan, berita hoax, dan peretasan data pribadi rasanya bukan hal aneh di dunia digital. Yang jadi korban biasanya para anak muda yang kurang literasi dan lansia. Untuk itu, Tular Nalar, sebagai portal belajar online, akan memberikan sejumlah pelatihan agar para lansia dan anak muda melek digital.

Bali, Suarajatim.com - Di era digital sekarang ini, rasanya semua orang bisa menjadi media yang menyebarkan berbagai berita. Akibatnya kita jadi kebanjiran informasi. Sayangnya tak semua informasi yang beredar benar adanya. Berita bohong dan penipuan berseliweran di mana-mana.


Salah satu yang rawan menjadi korban penipuan di era digital yang serba canggih ini adalah mereka yang usianya masih terlalu muda, dan para lansia. Kedua golongan ini memiliki kecendrungan lebih mudah mempercayai informasi apa saja yang beredar di internet.


Melihat hal ini, Tular Nalar, sebuah portal pembelajaran online yang diinisiasi oleh Masyarakat Anti Fitnah (Mafindo) dan didanai Google.org, meluncurkan secara resmi rangkaian pelatihan literasi digital untuk memberdayakan pemilih pemula dan penduduk lanjut usia di Lapangan Bajra Sandhi, Bali.


Program pelatihan yang bertajuk Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan ini akan hadir di 37 provinsi di Indonesia secara serentak. Akademi Digital Lansia diadakan untuk membantu penduduk lanjut usia dalam berselancar di internet dengan aman. Sedangkan Sekolah Kebangsaan dirancang untuk membantu pemilih pertama dalam menyaring informasi selama periode pemilihan umum. 


Topik-topik yang termasuk dalam program pelatihan ini diantaranya adalah dasar-dasar perlindungan data pribadi, navigasi YouTube untuk lansia, kiat-kiat aman bertransaksi digital, serta teknik-teknik identifikasi hoax dan pencegahan ujaran kebencian di ranah digital. 


Setidaknya tak kurang dari 405 orang relawan dan mitra dari Mafindo di seluruh Indonesia akan bergabung memfasilitasi pelatihan ini. Peserta yang bergabung di program Akademi Digital Lansia sebagian besar berasal dari Komunitas PKK Denpasar, Kelompok Informasi Masyarakat Denpasar, Komunitas Wulan, serta komunitas panti wreda. 


Untuk program Sekolah Kebangsaan sendiri akan melibatkan peserta yang terdiri dari murid-murid Politeknik Kesehatan Denpasar (Poltekkes), SMK Farmasi Saraswati 3 Denpasar, serta mahasiswa dari Universitas Udayana. Para peserta ini akan langsung menghadiri program segera setelah acara peluncuran berlangsung. 


Acara peluncuran Akademi Digital Lansia dan Sekolah Kebangsaan dimeriahkan oleh lomba line dance dan talk show mengenai pentingnya keterlibatan lansia dalam gerakan literasi digital. 

Adapun tamu undangan yang hadir di peluncuran tersebut adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bali, Gede Pramana, S.T., M.T, perwakilan komunitas lansia Grace Simon, and Ketua Umum Mafindo,bSeptiaji Eko Nugroho.


"Kami hadir untuk menjangkau sebanyak mungkin penduduk lansia. Karena masih ada banyak penduduk lansia yang tinggal di area-area terpencil yang masih kurang memahami cara kerja internet," kata Septiaji Eko Nugroho, Ketua Umum Mafindo.


Menurut Septiaji, pengetahuan para lansia yang kurang memadai inilah yang menjadikan mereka sebagai sasaran empuk berbagai modus penipuan digital dan misinformasi. Oleh karenanya ia berharap program ini dapat membantu para lansia dan pemuda untuk menyaring informasi di internet dan menjadi lebih kritis dalam menerima informasi.


Sementara Santi Indra Astuti selaku Project Manager Tular Nalar 2022 mengatakan, "Kurikulum dalam program pelatihan ini dirancang secara khusus agar penduduk lanjut usia memiliki kesadaran akan pentingnya perlindungan data pribadi. Di saat yang bersamaan, generasi muda yang mendominasi ranah media digital jangan sampai menjadi pelaku penyebaran misinformasi maupun kejahatan siber."



“Setelah melalui berbagai riset, diskusi kelompok terarah dan kelas pilot, ditemukanlah kurikulum yang paling cocok untuk sesi pelatihan ini,” kata Santi.


Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informasi, mengungkapkan literasi digital penting dilakukan untuk kelompok-kelompok masyarakat yang terpinggirkan karena terbatasnya kemampuan mereka dalam mengakses teknologi.


“Melalui upaya inklusi digital, tidak akan ada masyarakat yang tertinggal terlepas dari latar belakang, usia dan identitas mereka. Dengan merangkul para lansia dan mengajari mereka kemampuan literasi digital dasar, Tular Nalar telah membantu mereka dalam menikmati ruang digital seperti masyarakat lainnya,” kata Semuel.


“Saya percaya bahwa program ini dapat menjadi jembatan antara penduduk lanjut usia dan lingkungan modern masa kini, sehingga mereka lebih cepat dalam beradaptasi dengan transisi digital,” ujar I Wayan Koster, Gubernur Bali. 


Gede Pramana, S.T., M.T selaku Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Bali (Diskominfo), mengungkapkan bahwa hak digital adalah bagian dari hak asasi manusia, termasuk bagi para penduduk lansia.


“Memberikan mereka akses kepada teknologi informasi melalui smartphone saja tidak cukup. Kita juga harus memandu mereka agar mereka dapat menjelajah ranah digital dengan aman dan nyaman,” ujar Gede.

LihatTutupKomentar