PLN Berhasil Kurangi 32 Juta Metrik Ton Emisi Karbon di Tahun 2022

  • Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengumumkan bahwa PLN telah berhasil mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca di sepanjang tahun 2022. Meski begitu, PLN tak lantas berpuas diri, ruang yang lebih besar lagi akan disiapkan demi menambah porsi pembangkit EBT berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak.

Sharm El-Sheikh, Suarajatim.com - PT PLN (Persero) mengaku telah berhasil mengurangi 32 juta metrik ton emisi karbon gas rumah kaca di sepanjang tahun 2022. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam agenda Decarbonizing Energy Sector for Net Zero Indonesia Pavillion pada COP 27 yang digelar di Mesir, Senin (7/11).


"Saya dengan bangga mengumumkan bahwa tahun ini kami berhasil mereduksi 32 juta metrik ton emisi C02. Ini melampaui target NDC kita," ujar Darmawan.


Lebih lanjut Darmawan menjelaskan bahwa capaian ini didapat berkat langkah PLN dalam melakukan pendekatan holistik, yakni menambah kapasitas pembangkit energi terbarukan (EBT), mengolah hasil gas buang menjadi energi listrik, menggunakan teknologi pembangkit batu bara yang lebih efisien, dan menerapkan co-firing biomassa.


"Kami lakukan yang terbaik dan bergerak sejauh yang kami mampu. Tahun lalu, 13 gigawatt pembangkit batu bara yang masih dalam perencanaan, kami hapus sehingga 1,8 miliar metrik ton emisi CO2 tereduksi selama 25 tahun ke depan," ungkapnya.


Meski begitu, Darmawan mengaku semua usaha tersebut masih belum cukup, sehingga PLN akan menambahkan ruang yang lebih besar lagi demi menambah porsi pembangkit EBT. Saat ini PLN terus meningkatkan pemanfaatan pembangkit EBT berbasis tenaga surya, panas bumi, hidro, hingga ombak. 


"Kami berusaha secepat mungkin meningkatkan pemanfaatan EBT. Setiap potensi EBT yang ada akan kami maksimalkan. Peningkatan kapasitas teknologi perlu segera kami lakukan guna mengakomodasi fluktuasi supply-demand untuk sistem baru tersebut," tambahnya.

Demi mencapai target NZE di 2060, PLN melakukan pendekatan holistik melalui 8 inisiatif yang terdiri dari pensiun dini pembangkit fosil, hidrogen dan amonia, pilot proyek co-firing, co-firing biomassa, menambah pembangkit energi terbarukan (EBT), layanan energi hijau, peluncuran smart grid control system, inisiasi carbon capture storage, serta membangun ekosistem kendaraan listrik.


Darmawan juga menegaskan bahwa pemanasan global merupakan tantangan bersama bagi masyarakat dunia. Strategi dan kolaborasi harus dilakukan bersama-sama baik dari teknologi, inovasi, hingga investasinya.


"Paradigma kita mesti diubah. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan kolaborasi," tutupnya.

LihatTutupKomentar