iklan jual beli mobil

Debrett’s Luncurkan Panduan Etika Kerja Hybrid, Bisa Berlaku di Semua Perusahaan

  • Sistem kerja hybrid memang sudah tak asing, meskipun pada pelaksanaannya masih terjadi kecanggungan. 
  • Untuk itu, Debrett’s, sebagai otoritas etiket modern, mengeluarkan panduan tata krama selama bekerja secara hybrid agar staf dan perusahaan merasa nyaman.

Suarajatim.com - Sejak pandemi, pola kehidupan baru muncul di masyarakat. Termasuk dalam dunia karier. Kini tren kerja secara hybrid sudah tak asing di telinga. Meskipun pada pelaksanaannya masih harus melewati berbagai penyesuaian mengingat masa peralihannya yang tergolong mendadak.


Berbagai keluhan dilontarkan banyak pihak terkait dengan sistem kerja hybrid. “Peralihan ke sistem kerja hybrid sangat mendadak, kami belum benar-benar mengerti bagaimana harus mengubah kebiasaan agar dapat menjalankan sistem kerja baru ini,” kata Samir Sayed, Managing Director ASEAN, Korea, Emerging Markets & Pakistan untuk Hybrid Work Solutions di HP.


Merespon kondisi ini, Debrett’s, otoritas etiket modern, bermitra dengan Poly, bagian dari portofolio solusi kerja hybrid HP, meluncurkan panduan etiket global di tempat kerja hybrid. Panduan tersebut berisi norma-norma yang sepatutnya dijalankan meskipun secara fisik tidak hadir di kantor. Mulai dari cara berperilaku saat melakukan panggilan video, cara berpakaian, serta tampilan latar belakang ketika melakukan meeting secara virtual.


Liz Wyse, Etiquette Advisor di Debrett’s, mengakui bahwa kerja hybrid memberikan banyak manfaat, termasuk fleksibilitas yang lebih besar dan work-life balance yang lebih baik. Namun, hal ini tak lantas menjadi bukan untuk menyepelekan norma atau tata krama.


Menurut Wyse, dimana pun Anda bekerja, standar etiketnya akan sama. Meliputi seperti apa aturan berpakaian saat bekerja dari rumah? Bagaimana menghilangkan gangguan dan hadir dengan penampilan profesional secara online?


“Panduan ini berusaha memberi solusi terbaik agar staf dan perusahaan mendapatkan hasil maksimal dari kerja hybrid ini,” papar Liz dalam keterangan pers baru-baru ini.

Adapun poin panduan yang dimaksud antara lain:

  1. Jangan makan ketika rapat. Selain kurang sopan dan terkesan tidak profesional, Anda tentu tidak ingin orang lebih fokus pada menu makan siang Anda daripada apa yang akan Anda katakan. Lebih baik makan sebelum bergabung dalam rapat.
  2. Berpakaian rapi. Orang cenderung mengenakan pakaian yang lebih santai dan nyaman saat bekerja dari rumah. Namun ternyata kebebasan ini justru memiliki dampak psikologis kurang baik bagi orang yang melihatnya. Berpakaianlah seolah-olah Anda berada di ruangan yang sama dengan peserta rapat lainnya.
  3. Tampilkan latar belakang virtual yang rapi. Periksa lagi latar belakang video Anda. Cobalah merapikan sudut rumah dari barang-barang yang akan mengganggu pemandangan.
  4. Jangan multitasking ketika rapat. Tidak pantas melakukan hal lain selama rapat, misalnya memainkan ponsel. Tentu ini merupakan sikap yang sangat buruk karena Anda akan dianggap tidak menghargai orang yang sedang berbicara.
  5. Mute suara rekan Anda. Sebisa mungkin mencari tempat yang agak sunyi sehingga tidak ada gangguan suara yang masuk. Jika terpaksa, memintalah rekan Anda untuk mengecilkan suara mereka atau mematikan musik selama meeting berlangsung.
  6. Hindari membawa gadget Anda kesana-kemari selama rapat karena akan membuat rekan yang melihat merasa pusing. Usahakan tetap dalam posisi yang sama selama video call berlangsung.
  7. Menikmati jeda. Jangan resah jika terjadi keheningan agak lama saat rapat. Tidak perlu terburu-buru mengisinya dengan obrolan. Hening sesaat cukup bagus untuk memberi waktu bagi peserta lain yang ingin menyela atau menjelaskan.
  8. Lambaikan tangan ketika panggilan video akan berakhir. Agar terkesan lebih ramah dan inklusif, alih-alih langsung menekan ‘akhiri panggilan’, Anda dapat melambaikan tangan pada rekan kerja.

LihatTutupKomentar