KSMI Liga Nusantara Jadi Titik Awal Pembibitan Mini Soccer Nasional

SUARAJATIM - Liga Nusantara (Linus) KSMI 2025 membuka babak baru bagi olahraga mini soccer di Indonesia. Perhelatan perdana Komite Sepakbola Mini Indonesia (KSMI) ini digelar 22–28 November 2025 di Lapangan Thor Surabaya.

Persiapan Liga Perdana - Jajaran pengurus KSMI saat preskon dihadiri perwakilan Federasi Minisoccer Internasional
Ajang ini bukan semata turnamen, melainkan ruang untuk memetakan potensi atlet yang selama ini belum memperoleh wadah kompetitif bertaraf nasional.

KSMI memilih Jawa Timur sebagai tuan rumah setelah rangkaian seleksi yang berlangsung cukup intens. Ketua Umum KSMI, Yan Mulia Abidin, menuturkan bahwa penentuan lokasi tidak dilakukan secara tergesa-gesa.

“Ini pertama kalinya Komite Sepak Bola Mini Indonesia menyelenggarakan Linus. KSMI baru berdiri Februari kemarin, tapi alhamdulillah kita sudah melewati beberapa tahapan, internasionalnya juga sudah,” ujar Yan Mulia Abidin di Surabaya.

Turnamen ini diikuti 16 tim dari berbagai daerah. Pertandingan digelar setiap sore pukul 14.00 WIB, memberi panggung bagi talenta muda di bawah atmosfer kompetisi yang terstruktur. Surabaya dipilih karena dinilai paling siap dari aspek fasilitas hingga dukungan teknis.

“Siapa yang siap. Kan tidak serta-merta kita tunjuk. Prosesnya cukup panjang. Jawa Timur yang saya anggap mumpuni. Makanya saya memutuskan untuk tuan rumah Jawa Timur,” tegasnya.

Linus tidak hanya mencari juara, tetapi juga merancang arah pembinaan menuju kompetisi internasional.

“Kita berharap Linus ini menjadi ajang persiapan bibit-bibit unggul untuk sepak bola mini ke depan. Namun, sekali lagi, kita di Februari besok, ditunjuk oleh International Mini Federation sebagai tuan rumah Asia Champion kedua,” imbuhnya.

Sebagai turnamen perdana, Yan Mulia menekankan perlunya ekspektasi realistis. “Walaupun pertama kali pasti banyak kekurangan. Saya tidak berharap 100 persen, 80 persen itu sudah hebat. Kita tidak usah muluk-muluk lah ya, sederhana saja gitu,” tuturnya.

Kebanggaan juga disampaikan Ketua KSMI Jawa Timur, Johny Hartono. Ia melihat mini soccer sebagai jalur alternatif pembinaan atlet.

“Merupakan kebanggaan bagi kami Jawa Timur, bisa ditunjuk sebagai acara perdana secara nasional. Semoga dapat berjalan luar biasa dan dapat diakui,” kata Johny Hartono.

Johny menjelaskan posisi mini soccer sebagai jembatan antara futsal dan sepak bola lapangan besar.

“Mini soccer ini di atasnya futsal, di tengah-tengah ya, di bawahnya soccer biasa. Ini mungkin merupakan jantung daripada sepak bola,” ujarnya.

“Teman-teman yang tidak bisa berprestasi di sepak bola profesional mungkin bisa di sepak bola mini. Jadi ini ajang untuk prestasi,” tambahnya.

Mini soccer memiliki ukuran lapangan 35 x 40 meter, lebih kecil dari lapangan sepak bola standar yang berada pada ukuran 50 x 60 meter. Skala pertandingan yang lebih ringkas membuat olahraga ini banyak digemari dan semakin mudah diakses oleh komunitas akar rumput.

Dengan pertumbuhan peminat yang terus meningkat, Linus KSMI 2025 diharapkan menjadi pintu masuk bagi talenta muda yang ingin meningkatkan karier sepak bola melalui jalur kompetitif yang lebih fleksibel. Surabaya kini menjadi saksi langkah awal tersebut—sebuah pijakan penting menuju Mini Football World Cup 2026.

LihatTutupKomentar