SUARAJATIM — Di tengah dinamika perdagangan global dan tantangan lalu lintas komoditas, peran karantina menjadi semakin vital. Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BKHIT) Jawa Timur menegaskan pentingnya pengawasan ketat di pintu masuk dan keluar wilayah sebagai langkah awal menjaga kualitas ekspor dan mencegah penyebaran penyakit hewan serta organisme pengganggu tumbuhan.
![]() |
| Kepala BKHIT Jatim, Hari Yuwono Ady |
“Karantina Jatim akan terus mengingatkan petugas untuk selalu waspada serta meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka guna menekan upaya penyelundupan dan pengiriman media pembawa tanpa dokumen resmi,” ujar Hari.
Modus pelanggaran yang ditemukan pun kian beragam. Mulai dari pengemasan media pembawa secara tidak wajar hingga penggunaan jalur tidak resmi untuk memasukkan atau mengeluarkan komoditas. Situasi ini menuntut pengawasan yang lebih cermat dari para pejabat karantina.
Hari menegaskan bahwa koordinasi lintas instansi menjadi kunci dalam memperkuat pengawasan. “Kita akan mengoptimalkan penegak hukum yang ada di karantina. Kalau memang itu bisa kita tambah jumlahnya, kita tambah. Tetapi kalau memang jumlahnya terbatas, tentunya kita juga akan memperluas koordinasi. Dengan instansi lain dengan masyarakat, sekitar tempat pemasukan maupun pengeluaran,” jelasnya.
Lebih dari sekadar pengawasan, karantina juga berperan sebagai fasilitator perdagangan. Dengan memastikan komoditas bebas dari hama dan penyakit, proses ekspor menjadi lebih lancar dan diterima di pasar internasional. Hal ini menjadi peluang besar bagi produk-produk unggulan Jawa Timur untuk menembus pasar global.
“Harapannya, masyarakat Jawa Timur sendiri yang akan menikmati hasilnya. Mudah-mudahan ini bisa kita lakukan dan insya Allah masyarakat Jawa Timur akan semakin bangga dengan produk ekspornya,” pungkas Hari.
![]() |
| Forum Media Gathering bertajuk “Karantina, Pemda, dan Media Bersinergi Menjaga Pintu Masuk, Menguatkan Ekspor di Gerbang Baru Nusantara |


