iklan jual beli mobil

IKM Tulang Punggung Ekonomi Nasional, Harus Bersiap Revolusi Industri 4.0 dengan Go Digital

Surabaya, Suarajatim.com - Kementrian Perindustrian terus gencar melakukan pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui pemanfaatan teknologi digital. Upaya ini adalah sebagai bagian dari pelaksanaan langkah-langkah prioritas yang tertuang dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, guna memacu IKM nasional berperan pada penerapan revolusi industri keempat. Untuk itu, Kemenperin menggelar e-Smart IKM 2019 di Surabaya dengan tema "IKM Go Digital" (29/3).

Acara yang sukses digelar sebelumnya di Bogor dan Semarang ini dihadiri oleh 1.000 IKM dari seluruh Jawa Timur. Terdapat 8 marketplace besar di Indonesia, 3 perusahaan logistik, 3 perbankan, 3 Fintech dan 4 perusahaan IT yang berpartisipasi dalam acara tersebut. Dikemas dalam konsep pameran, talkshow dan workshop, Dirjen IKM Gati Wibawaningsih berharap program ini akan menjadi penghubung bagi IKM untuk belajar bagaimana menggunakan platform digital guna meningkatkan daya saingnya.

Gati Wibawaningsih Dirjen IKM meyakini, revolusi industri 4.0 memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia dan menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 mencapai 5,17 persen, tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi ini tentunya disukung oleh pertumbuhan sektor industri. Sementara itu, kontribusi pengolahan non-migas terhadap PDB nasional di 2018 sebesar 17,63 persen," jelasnya.
Menurut Gati, sektor industri termasuk IKM merupakan tulang punggung dari perekonomian nasional.

Berdasarkan data Sensus Ekonomi di 2016 dari BPS, IKM berjumlah 4,4 juta unit usaha, atau sekitar 99 persen dari seluruih unit usaha industri. Sektor Industri Mikro, Kecil, dan Menengah menyerap 10,5 juta tenaga kerja, atau sekitar 65 persen tenaga kerja sektor industri secara keseluruhan.

"Melalui prigram e-Smart, sektor industri IKM diharapkan tidak akan ketinggalan dalam tren transaksi online di dalam situs jual beli, dan akan semakin banyak produk-produk IKM lain yang kompetitif," ungkapnya.
LihatTutupKomentar