Kisah Amanda, Bisa Ambil Ijasah Setelah Dinas Pendidikan Turun Tangan

Daniel Lukas Rorong, Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM) bersama Amanda sambil memegang ijasah SMP yang baru diambil pada Selasa (264). Ijasah akhirnya boleh diambil meski masih ada tunggakan sebesar Rp. 2.500.000 setelah pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya turun tangan.Daniel Lukas Rorong, Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM) bersama Amanda sambil memegang ijasah SMP yang baru diambil pada Selasa (264). Ijasah akhirnya boleh diambil meski masih ada tunggakan sebesar Rp. 2.500.000 setelah pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya turun tangan.


Surabaya, Suarajatim.com – Amanda Putri Rahmawati (17 tahun) sekarang bisa bernafas lega. Selain dibantu membayar cicilan tunggakan biaya sekolah, namanya juga sudah masuk dalam data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).


“Alhamdullilah,” ucap Amanda singkat saat ditemui di rumah kontrakannya di Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Rabu (27/4).

Kisah Amanda, Ibu Meninggal Ayah Pergi. Tunggak SPP Rp8 Juta

Kisah Amanda sendiri sempat viral seminggu terakhir setelah diberitakan oleh media. Pasalnya, selain kesulitan membayar tunggakan biaya sekolah, Amanda juga hampir kehilangan tempat berteduh setelah rumah yang ditinggalinya sudah habis masa kontrakannya pada April ini.


Untung saja, pemilik kontrakan berbaik hati memberikan kelonggaran dengan cara mengangsur. Amanda dibantu budenya bernama Susiana (49 tahun) baru mampu membayar Rp, 2.000.000 dari total biaya kontrakan sebesar Rp. 8.000.000/tahun. Itu pun uang untuk membayar kontrakan diperoleh dari hasil pinjaman.


Amanda sendiri adalah salah satu siswi kelas 2 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di kawasan Surabaya Utara.


Berlatar belakang dari keluarga tidak mampu dan anak tunggal, Amanda sudah berstatus piatu. Ibunya meninggal karena sakit pada Juli 2021 lalu akibat komplikasi. Seminggu sebelumnya, neneknya juga meninggal akibat sakit yang sama.


Sejak usia 3 tahun, Amanda sudah ditinggal pergi oleh ayah kandungnya akibat bercerai. Sejak itu, ayahnya sudah lepas tanggungjawab dan tidak memberikan nafkah hingga saat ini.


“Saya sempat menghubungi ayah terkait tunggakan biaya sekolah. Tapi beliau sudah lepas tangan. Karena saat ini saja, ayah sudah tidak bekerja lagi. Masih nganggur,” ungkapnya.


Untuk memenuhi biaya hidup serta kebutuhan lainnya, Amanda membantu budenya yang membuka usaha laundry kilo rumahan dengan biaya sewa Rp. 700.000/bulannya di kawasan Tambak Asri, tak jauh dari rumah kontrakannya.


“Sepulang sekolah atau pas lagi sekolah online, saya sering menghabiskan waktu untuk membantu bude di tempat laundry,” ujar Amanda yang mengaku pemasukan usaha budenya menurun drastis selama masa pandemi ini.


Sementara itu, Daniel Lukas Rorong selaku Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM) membenarkan bahwasanya nama Amanda Putri Rahmawati sudah masuk dalam daftar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).setelah dirinya memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) milik Amanda di www.epemutakhirandata.surabaya.go.id.


Tak hanya itu. Ijasah Sekolah Menengah Pertama (SMP) milik Amanda juga boleh diambil, meskipun masih ada tunggakan SPP selama 5 bulan sebelum akhirnya dia lulus pada 2020 lalu.


“Saya dapat info ada campur tangan dari pihak Dinas Pendidikan Kota Surabaya sebagai penjamin sehingga ijazah SMP milik Amanda akhirnya bisa diambil pada Selasa (26/6) kemarin, tanpa harus melunasi tunggakan yang belum terbayar,” jelasnya.


Ditambahkan Daniel, pihak Kelurahan Morokrembangan dan Kecamatan Krembangan juga langsung bergerak cepat sehingga nama Amanda sekarang sudah masuk dalam database MBR.


KTM sendiri juga menyanggupi untuk membantu mencicil tunggakan biaya sekolah yang belum terbayar sejak Amanda masuk di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta pilihannya tersebut. Mulai dari uang pangkal, SPP sampai biaya daftar ulang yang mencapai Rp. 8.075.000

 

“Karena saya melihat optimisme dan semangatnya untuk tetap melanjutkan sekolah sampai lulus ditengah keterbatasan. Oleh karena itu, KTM akan membantu mencicil tunggakan biaya sekolah Amanda sampai lunas, bahkan sampai lulus,” janjinya.


Ditambahkan Daniel, sebenarnya pihak sekolah sudah memberikan kelonggaran bahkan memaklumi kondisi yang dialami oleh Amanda. Sehingga pihak sekolah memberikan keringanan berupa angsuran serta potongan untuk SPP tiap bulannya.


“Intinya, Amanda harus tetap bersekolah dan bisa lulus SMK tanpa terbebani lagi masalah tunggakan biaya yang belum terbayar lunas,” harap Daniel yang juga Humas “Perhimpunan Driver Online Indonesia” (PDOI) Jawa Timur ini.


Tak lupa, Daniel juga berterima kasih pada donatur KTM serta Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang diwakili oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Kelurahan Morokrembangan dan Kecamatan Krembangan sehingga Amanda dapat melanjutkan pendidikannya hingga kelak lulus SMK tahun depan.

LihatTutupKomentar