iklan jual beli mobil

LDII Berkomitmen Terhadap Kebangsaan dan Pancasila Sejak Awal Pendiriannya

ldii sesat menurut mui
Ketua Umum DPP LDII KH.Chriswanto Santoso (kanan) bersama pembicara lain dalam acara Tadarus Kebangsaan yang dihelat LPOI, di Jakarta, 25/3.

Jakarta, Suarajatim.com - KH Chriswanto Santoso, Ketua Umum DPP LDII, menegaskan bahwa LDII telah memiliki komitmen terhadap kebangsaan sejak didirikan pada tanggal 1 Juli 1972.


Hal ini disampaikannya dalam acara "Tadarus Kebangsaan" yang diselenggarakan oleh Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, pada hari Sabtu, 25 Maret.

Menurut Chriswanto, LDII telah mempertahankan dan memperjuangkan komitmen kebangsaan tersebut selama ini. Hal ini tidak hanya menjadi konsep semata, tetapi juga diterapkan dalam bentuk kontribusi nyata.

"Komitmen kebangsaan ini telah kami tuangkan dalam bentuk dokumen dan telah disosialisasikan di seluruh jajaran LDII. Kontribusi pemikiran mengenai Pancasila telah kami konsepkan dan diterapkan di berbagai daerah," jelas Chriswanto.

Meskipun LDII adalah sebuah lembaga dakwah, namun LDII memiliki perhatian yang besar terhadap pemahaman dan pengamalan Pancasila secara benar.

Menurut Chriswanto, pemikiran tentang Pancasila harus dijadikan pondasi dan menjadi warna dalam empat sila yang lain. Chriswanto menekankan bahwa sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak boleh menjadi bingkai karena hal ini akan melahirkan negara agama.

"Jika hal itu terjadi, maka akan menjadi bibit konflik yang berkepanjangan karena masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang plural," tegasnya.

Chriswanto menambahkan bahwa sila Persatuan Indonesia harus menjadi bingkai terhadap sila-sila lainnya. Apapun agama yang dianut, aktualisasi kemanusiaan yang dilakukan, bentuk demokrasi yang dijalankan, dan model keadilan yang diterapkan harus tetap dalam bingkai persatuan Indonesia atau bingkai NKRI.

Chriswanto menyatakan bahwa jika sila pertama sebagai pondasi, sila ketiga sebagai bingkai, dan sila kelima sebagai tujuan, maka sila kedua dan keempat harus menjadi semangat dan cara untuk mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.

Menurut Chriswanto, bangsa Indonesia tanpa Pancasila akan rapuh karena tidak memiliki pondasi yang kuat. Tanpa bingkai yang jelas, bangsa Indonesia akan terpecah-belah. Tanpa tujuan yang jelas, bangsa Indonesia akan kehilangan arah.

"Bangsa Indonesia akan menjadi tidak beradab karena kehilangan semangat kemanusiaan dan kebersamaan," tambahnya.

Terakhir, Chriswanto menegaskan bahwa LDII telah memberikan kontribusi dalam berbagai bidang pengabdian untuk bangsa sejak tahun 2006. Ada delapan bidang pengabdian, yaitu kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan alami, teknologi digital, ekonomi syariah, ketahanan pangan, lingkungan hidup dan energi terbarukan.(*)

LihatTutupKomentar