Kepergok Anak Saat Bercinta Bisa Bawa Bahaya, Ini Cara Menyikapinya

  • Kepergok oleh anak saat bercinta ternyata bisa membawa efek buruk pada si anak. Berikut ini cara menyikapi jika anak tak sengaja memergoki orang tua saat berhubungan seksual.

Suarajatim.com - Tak sengaja memergoki orang tua sedang bercinta, ternyata punya efek buruk bagi anak-anak lho. Hal ini disampaikan oleh dr. Ardi Santoso Sp,A. Menurutnya, anak-anak bisa dengan mudah menangkap informasi yang mereka lihat dan dengar. Dalam hal memergoki orang tua berhubungan intim, ternyata bisa merusak mental mereka. 


"Anak-anak meskipun belum bisa bicara, kelihatannya cuma ketawa-ketawa, tapi bukan berarti belum mengerti apa-apa. Mereka itu mudah menangkap informasi yang dilihat dan didengar," kata dr. Ardi pada laman Instagram pribadinya.


Ia mengimbau agar para orang tua tidak sembarangan melakukan hubungan intim hanya karena merasa anaknya belum mengerti apa-apa. Menurutnya, jika sudah punya anak, orang dewasa memang harus hati-hati dalam melakukan aktivitas seksual karena salah-salah, efeknya bisa membahayakan mental si anak.


Dilansir dari klikdokter.com, respon anak saat memergoki orang tuanya bercinta akan berbeda-beda tergantung usianya. Anak usia 2-3 tahun kemungkinan akan berpikir bahwa ayahnya sedang “menyakiti” ibunya. 


Sementara anak usia 5 tahun bisa saja merasa penasaran dan akan berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Bagi anak usia 8 tahun ke atas, akan berpikir orang tuanya melakukan hal aneh. Sedangkan anak usia praremaja akan menganggap hal tersebut menjijikan.


Maka, orang tua sebaiknya melakukan hubungan intim di ruangan terpisah dengan tempat anak tidur. Kalau tidak memungkinkan, pastikan cukup tertutup dan tidak mengeluarkan suara serta gerakan yang bisa membangunkan anak.


Penting bagi orang tua untuk tahu bagaimana harus bersikap jika terlanjur kepergok. Meskipun panik, orang tua harus berusaha tenang. Saat suasana sudah kondusif, minta maaf pada anak karena telah membuat mereka terganggu atau kurang nyaman.


Selanjutnya, tanyakan perlahan pada anak apa yang mereka lihat untuk mengetahui sejauh mana sudut pandang mereka. Pada anak usia balita, jelaskan bahwa papa dan mama sedang menghabiskan waktu bersama dan bukan sedang saling menyakiti.


Sementara pada usia sekolah, Anda bisa menceritakan bagaimana bayi dibuat, dimana ada proses menyatukan sel ayah dan sel ibu, dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang salah. Tekankan bahwa itu hanya boleh dilakukan ketika sudah menikah.


Namun, tak semua anak mau membahas hal ini. Jika mereka terlihat tidak tertarik, Anda bisa jelaskan di lain waktu.


Untuk mengantisipasi pemahaman seks yang salah pada anak, mengingat informasi di dunia digital begitu mudah didapat, maka sangat jauh lebih baik jika orang tuanya sendiri yang memberikan sex education sedari dini.


Tidak ada kata terlalu cepat untuk memulai edukasi seks pada anak, asalkan disesuaikan dengan umurnya. Untuk anak balita mulai ajarkan tentang perbedaan kelamin perempuan dan laki-laki. Sebutkan bagian tubuh mana saja yang merupakan area pribadi sehingga tak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain.


Cari buku cerita yang bisa mempermudah Anda menyampaikan hal tersebut. Ajarkan juga adab untuk mengetuk pintu kamar orang tua sebelum masuk, tidak mengintip kamar mandi, tidak membuka pakaian di depan orang lain, dan sebagainya.

LihatTutupKomentar