iklan jual beli mobil

Serang Menyerang Anies-Prabowo, Tom Lembong: Debat Tekanan Tinggi Bagus Untuk Bongkar Karakter Paslon

  • Aksi saling sindir antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto di sepanjang masa kampanye Pilpres 2024 terus menjadi sorotan.

Suarajatim.com - Hawa panas antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto mulai terasa sejak debat capres putaran pertama pada Selasa malam, 12 Desember 2023. Pada kesempatan itu, Anies melayangkan sejumlah kritik pedas pada Prabowo mulai dari soal sang wakil, Gibran Rakabuming Raka yang pencalonannya dinilai bermasalah secara etika, lalu soal pernyataan kontroversial Prabowo saat adu gagasan di acara Najwa Shihab tentang bagaimana dirinya merasa susah berbisnis karena tidak berkuasa selama 20 tahun, dan sebagainya.


Mendapat tekanan seperti itu, Prabowo pun melakukan serangan balik. Ia secara tajam mengungkit jasanya atas karier politik Anies. 


"Mas Anies, Mas Anies, saya berpendapat Mas Anies ini agak berlebihan. Mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu. Mas Anies dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa. Saya yang mengusung Bapak,” kata Prabowo pada debat pertama. 


“Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur. Kalau Jokowi diktator Anda tidak mungkin jadi gubernur. Saya waktu itu oposisi, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” lanjut Prabowo.


Tak puas sampai di situ, Prabowo masih memberi sindiran pedas pada Anies hingga ke luar arena debat. "Bagaimana perasaan Mas Prabowo? Soal etik, etik, etik. Ndasmu etik," cibir Prabowo saat Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra pada 15 Desember 2023.


Aksi saling serang semakin panas di debat capres putaran kedua pada Minggu, 21 Januari 2024. Anies kembali menyentil soal etika Prabowo, lalu mengenai kesejahteraan anggota TNI yang rendah padahal Prabowo sebagai Menteri Pertahanan justru memiliki tanah seluas ratusan ribu hektar.


Tak ketinggalan, Anies juga blak-blakan mengkritisi proyek food estate yang gagal, hingga pembelian alutsista bekas yang tidak tepat dan malah memperbesar peluang korupsi.


Puncaknya adalah ketika Anies bertanya kepada Ganjar Pranowo berapa skor untuk kinerja Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo. Ganjar dengan yakin menyebut angka 5. 


Pada kesempatan tersebut, Ganjar balik bertanya kepada Anies berapa nilai yang pantas menurutnya. "Mas Anies enggak usah takut sebut saja angka berapa gitu loh kaya saya, jangan dibawah lima, sebut aja berapa," kata Ganjar.


"11 dari 100," jawab Anies.


Seperti sebelumnya, Prabowo memberikan respon bertubi-tubi. Secara blak-blakkan ia mengatakan bahwa pernyataan Anies menyesatkan rakyat. Pada konsolidasi relawan di Riau, Selasa (9/1/2024), Prabowo dengan lantang menyatakan tak peduli dengan penilaian Anies.


"Saya dikasih penilaian 11 dari 100. Jawaban saya, jawaban seorang anak Betawi, kalau dari ente mah memang gue pikirin," ungkap Prabowo.


Capres nomer urut 2 tersebut juga tak segan memberi jawaban menohok atas tudingan Anies mengenai kepemilikan lahan ratusan ribu hektar. "Dia pintar atau goblok sih. Dia ngerti gak ada HGU Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, hak pakai iya kan," ujarnya.


Tentu saja pendukung keduanya ikut-ikutan saling serang. Anies dinilai tendensius dan tak tau diri. Sementara Prabowo dianggap tidak pantas menjadi pemimpin karena memiliki emosi yang meledak-ledak dan tidak bijaksana.

Tom Lembong, mantan Menteri Investasi Indonesia yang juga menjadi salah satu tim pemenangan Anies-Muhaimin menyatakan bahwa dalam debat, yang penting bukan hanya menyampaikan gagasan, tapi juga strategi untuk memperlihatkan karakter asli.


"Di debat kemarin, nyali dari masing-masing Capres semakin keluar. Saya selalu katakan, tujuan dari proses kampanye adalah untuk mengekspos karakter yang sebenarnya dari masing-masing calon," kata Lembong saat ditemui di acara Locker Room, X-Peria Collaborative Space Surabaya pada 8 Januari 2024.


Lembong menilai, debat tekanan tinggi justru diperlukan untuk membongkar sifat asli para Capres dan Cawapres.


"Debat tekanan tinggi akan membuat kita melihat karater sesungguhnya dari masing-masing Capres dan Cawapres. Ini sangat positif bagi pemilih supaya bisa membaca kepribadian dan etika dari masing-masing calon. Debat juga jadi semakin seru karena sulit ditebak," ujarnya.

LihatTutupKomentar