- Meski baru akan dilantik Oktober mendatang, tim Prabowo optimis kaum marginal dan terpinggirkan punya harapan untuk hidup layak lewat program-program unggulan pemerintahan baru.
Jakarta, Suarajatim.com - Kaum marginal dan terpinggirkan menjadi perhatian di kepemimpinan baru, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Hal ini disampaikan oleh Yohanes Handojo Budhisedjati selaku Ketua Umum Vox Point Indonesia.
"Kita perlu memberikan perhatian lebih terhadap mereka yang hidup dalam keterbatasan, seperti pengemis, pemulung, buruh, petani, dan orang-orang dengan penghasilan yang minim," katanya dalam Dialog Nasional bertajuk 'Optimisme Kaum Termarjinalkan dan Terpinggirkan Bersama Pemerintahan yang Baru', di Gedung Dewan Pers Jakarta, Sabtu (27/4/2024).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, per Juli 2023 penduduk miskin di Indonesia mencapai 9,36 persen, setara dengan 25,90 juta orang pada Maret 2023.
"Sangat mungkin bahwa sebagian besar dari mereka adalah kaum marginal dan terpinggirkan, yang membutuhkan perhatian lebih serius dari pemerintah," tambahnya.
Yohanes juga membahas soal Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), yang dianggapnya sebagai kejahatan luar biasa yang harus diberantas dengan tegas. Menurutnya, pemerintah yang baru harus menangani masalah ini dengan lebih profesional.
"Dengan menangani masalah ini secara serius, kita dapat berharap untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tandasnya.
Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusomo, Prabowo Subianto sangat bersemangat menjalankan program pro-rakyat marginal. Salah satu contohnya adalah dengan program makan siang dan susu gratis.
"Prabowo ini agak gatel. Karena dia mau mulai hari pertama dia menjabat program makan gratis dan susu gratis untuk semua anak-anak dan ibu hamil sudah dilaksanakan," kata Hashim.
Hashim mengungkapkan bahwa program makan siang gratis adalah cita-cita Prabowo sejak 17 tahun yang lalu.
"Saya pernah dipanggil Pak Prabowo untuk membahas masalah stunting di Indonesia pada tahun 2006. Saat itu, beliau merasa prihatin karena 30 persen anak-anak Indonesia mengalami stunting atau kekurangan gizi. Untuk itu, Prabowo bertekad memenuhi gizi anak-anak, karena tanpa mereka, di masa sepan Indonesia tidak bisa menjadi negara maju.
"Program tambahan gizi bagi anak-anak ini dulu namanya revolusi putih. Prabowo sudah bermimpi dan setiap saya bertemu dia bicara makanan gratis, bicara gizi," tutur Hashim.
Berdasarkan survey Menko Ekonomi dan Menko PMK tahun lalu, setiap harinya ada 18 juta anak di Indonesia masuk sekolah dalam keadaan lapar.
"Program makan gratis untuk anak-anak dan ibu hamil dapat membuka 1,8 juta lapangan kerja baru. Nantinya, yang diperbolehkan terlibat dalam program ini hanyalah UMKM agar dapat merangsang ekonomi kerakyatan," paparnya.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh, seperti Ketua Kompolnas Benny Mamoto, Romo Chrisanctus Paschalis Satumus, Yulistiar Rangga Wijaya, dan Yudas Sabaggalet, serta melibatkan perwakilan dari DPR RI seperti Melki Laka Lena dan Djohar Arifin Husin sebagai penanggap.
Diharapkan hasil dari Dialog Nasional ini akan menjadi panduan yang berharga bagi pemerintahan yang baru dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh kaum marginal dan terpinggirkan di Indonesia.