Rabu, 21 Mei 2025
SUARAJATIM - Bank Mandiri Taspen bersama PT Alpukat Teratai Jaya menginisiasi program penghijauan dan pemberdayaan masyarakat di Dusun Wonoasih, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. Kegiatan yang digelar Jumat (17/5) ini melibatkan penanaman 450 bibit alpukat aligator di lahan sosial seluas dua hektare milik Perhutani KPH Banyuwangi Barat.
Corporate Secretary Bank Mandiri Taspen, Errinto S.P. Pardede, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. “Kegiatan ini dirancang untuk menyentuh empat sektor sekaligus, yakni pendidikan, lingkungan, sosial, dan ekonomi. Bibit alpukat aligator dipilih karena potensi ekonominya bagi masyarakat,” ujar Errinto.
Ia menekankan bahwa hasil panen alpukat aligator akan menjadi hak penuh warga setempat. “Ini bentuk dukungan kami untuk membangun kemandirian ekonomi. Masyarakat tidak hanya mendapat bibit, tetapi juga pendampingan agar mampu mengelola hasil panen secara berkelanjutan,” tambahnya.
Direktur PT Alpukat Teratai Jaya, Mohammad Yazid Sofyan, mengapresiasi kolaborasi ini. “Sinergi antara perusahaan dan masyarakat adalah kunci keberhasilan program penghijauan. Kami berharap langkah ini dapat diikuti oleh pihak lain untuk memperluas dampak positif,” kata Yazid.
Marsono (51), salah satu warga Desa Bumiharjo, mengaku terbantu dengan program ini. Sejak tiga tahun terakhir, ia aktif membudidayakan alpukat aligator. “Bibit yang diberikan akan kami rawat sebaik mungkin. Kami yakin tanaman ini bisa menjadi sumber penghasilan jangka panjang,” tuturnya.
Selain di Banyuwangi, Bank Mandiri Taspen konsisten menjalankan program TJSL Bedah Rumah di berbagai daerah. Pada 2021, kegiatan ini dilaksanakan di Surabaya, Pangandaran, Atambua, dan Lahat. Tahun 2022, program serupa digelar di Surakarta. Di tahun 2024, Bedah Rumah telah menyasar wilayah Bengkulu, Mataram, dan Kulonprogo.
Program penghijauan di Desa Bumiharjo tidak hanya bertujuan memperbaiki ekosistem, tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui komoditas alpukat aligator yang bernilai tinggi. Dengan perawatan optimal, bibit tersebut diproyeksikan mulai berbuah dalam waktu 3-4 tahun. Keberhasilan ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan yang dapat direplikasi di daerah lain.
 |
| Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Taspen, Errinto Pardede, dan Direktur PT Alpukat Teratai Jaya, Mohammad Yazid Sofyan, secara simbolis menyerahkan bantuan senilai Rp50 juta kepada petani alpukat di Dusun Wonoasih, Desa Bumiharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, untuk penanaman 450 bibit alpukat dan pemberdayaan masyarakat. |
Ia menekankan bahwa hasil panen alpukat aligator akan menjadi hak penuh warga setempat. “Ini bentuk dukungan kami untuk membangun kemandirian ekonomi. Masyarakat tidak hanya mendapat bibit, tetapi juga pendampingan agar mampu mengelola hasil panen secara berkelanjutan,” tambahnya.
Direktur PT Alpukat Teratai Jaya, Mohammad Yazid Sofyan, mengapresiasi kolaborasi ini. “Sinergi antara perusahaan dan masyarakat adalah kunci keberhasilan program penghijauan. Kami berharap langkah ini dapat diikuti oleh pihak lain untuk memperluas dampak positif,” kata Yazid.
Marsono (51), salah satu warga Desa Bumiharjo, mengaku terbantu dengan program ini. Sejak tiga tahun terakhir, ia aktif membudidayakan alpukat aligator. “Bibit yang diberikan akan kami rawat sebaik mungkin. Kami yakin tanaman ini bisa menjadi sumber penghasilan jangka panjang,” tuturnya.
Selain di Banyuwangi, Bank Mandiri Taspen konsisten menjalankan program TJSL Bedah Rumah di berbagai daerah. Pada 2021, kegiatan ini dilaksanakan di Surabaya, Pangandaran, Atambua, dan Lahat. Tahun 2022, program serupa digelar di Surakarta. Di tahun 2024, Bedah Rumah telah menyasar wilayah Bengkulu, Mataram, dan Kulonprogo.
Program penghijauan di Desa Bumiharjo tidak hanya bertujuan memperbaiki ekosistem, tetapi juga membuka peluang ekonomi melalui komoditas alpukat aligator yang bernilai tinggi. Dengan perawatan optimal, bibit tersebut diproyeksikan mulai berbuah dalam waktu 3-4 tahun. Keberhasilan ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan yang dapat direplikasi di daerah lain.