UMKM Tangguh Hadapi Kejahatan Siber, Unair dan BRI RO Surabaya Luncurkan Perisai Digital

SUARAJATIM – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) semakin gencar memanfaatkan platform digital untuk berjualan. Namun, kemajuan ini diiringi kerentanan terhadap ancaman kejahatan siber. Minimnya pemahaman dan proteksi membuat mereka sering menjadi sasaran empuk penipuan digital.
Pelaku UMKM dan mahasiswa Unair menerima paparan tentang keamanan digital dalam talkshow 'Gerakan Perisai Digital UMKM' yang digelar FEB Unair bersama BRI.
Merespons kondisi ini, Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bersama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Regional Office Surabaya mengadakan talkshow bertajuk 'Gerakan Perisai Digital UMKM'. Acara berlangsung di Aula Soepoyo FEB Unair, Sabtu (14/6/2025), dihadiri puluhan pelaku UMKM dan mahasiswa Magister Manajemen.

Kegiatan ini memberikan pemahaman menyeluruh tentang berbagai bentuk kejahatan siber. Peserta diajak mengenali modus operandi seperti phishing, voice phishing (vishing), dan penipuan lainnya. Tak hanya pengenalan, acara juga memberi panduan praktis cara menghindari dan mengurangi dampak serangan tersebut.

Ketua Departemen Manajemen FEB Unair, Prof. Dr. Gancar Candra Premananto, S.E., M.Si., menekankan urgensi acara ini. "Acara ini banyak manfaatnya bagi UMKM. Mereka tidak berjualan 1 hari tapi mendapatkan banyak manfaat. Selain ilmu juga bangga bisa belajar di Unair tanpa ujian dan dapat sertifikat," ujarnya dalam sambutan pembukaan.

Gancar menjelaskan, modus kejahatan seperti bukti pembayaran palsu kerap menimpa pelaku UMKM. Kecermatan penjual dalam memverifikasi data pembayaran menjadi kunci penting. "Semoga ini akan menjadi bekal ilmu yang sustain. Kami juga mendukung rencana jika nanti dibentuk hotline bersama antara BRI dengan Departemen Manajemen FEB, sehingga bisa membantu masyarakat dan pelaku UMKM agar aman dan nyaman dalam menggunakan layanan keuangan," tambahnya.

Tri Siwi Agustina, Dosen Etika dan Creating Shared Value Magister Manajemen FEB Unair, menyatakan acara ini bagian dari pembelajaran dan pengabdian mahasiswa. Menurutnya, meski kesadaran UMKM mulai tumbuh, kompleksitas modus penipuan membuat mereka tetap berisiko. "Acara ini membuka wawasan pelaku UMKM bahwa ragam kejahatan siber kini makin kompleks. Harapannya, ilmu yang didapat tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga disebarkan ke keluarga dan karyawannya agar tidak jadi pintu masuk penipuan," kata Tri Siwi.

Ia menambahkan, kolaborasi dengan BRI akan terus berjalan dalam berbagai bentuk kegiatan pengabdian masyarakat. Kerja sama sebelumnya mencakup program magang dan rekrutmen kerja.

Dosen FEB Unair lainnya, Puput Tri Komalasari, memberikan pesan tegas. Ia menyebut era digital membuka peluang sekaligus tantangan yang rumit. "Jadi catat baik-baik, bedakan mana penawaran dan mana penipuan. Uang kita bukan untuk ditipu, tapi untuk kita memajukan usaha. Teruslah jualan dan produktif, tapi jangan klik link yang tidak jelas," pesannya.

Rendra Hartanto, Assistant Vice President BRI Regional Legal Surabaya, menegaskan acara ini adalah bentuk nyata BRI menjaga nasabah, khususnya UMKM. "Kami merasa wajib untuk mengedukasi masyarakat, karena sebagian besar UMKM adalah nasabah BRI. Mereka perlu tahu bahwa serangan digital dapat datang kapan saja, dan mereka harus siap," jelas Rendra.

Rendra mengungkapkan rencana tindak lanjut. BRI dan Magister Manajemen FEB Unair akan membentuk satuan tugas (satgas) dan hotline bersama. Tujuannya membantu masyarakat dan UMKM korban kejahatan siber. "Ini juga menjadi komitmen BRI, bahwa jika ada yang merasa mengalami penipuan digital, baik yang mengatasnamakan BRI atau pihak lain, jangan panik. Segera hubungi pihak resmi atau datang langsung ke kantor BRI," ucapnya.

Ia memaparkan langkah BRI meningkatkan keamanan, terutama pada aplikasi BRImo. Aplikasi ini dilengkapi login biometrik (pengenalan wajah dan sidik jari) serta Autentikasi Dua Faktor (2FA) Super Ketat. 2FA mewajibkan pengguna memasukkan PIN dan kode OTP yang dikirim ke nomor HP terdaftar. BRI juga menyediakan fitur blokir kartu via BRImo, internet banking, call center, atau cabang jika kartu hilang. "Kami percaya, edukasi yang tepat akan menjadi perisai terbaik bagi masyarakat," tandas Rendra.

Rizal Suryo Putro, Ketua Pelaksana kegiatan, menyoroti peran vital UMKM. Mereka menyumbang lebih dari 60% PDB nasional dan menyerap banyak tenaga kerja. Namun, teknologi juga membawa ancaman kejahatan digital baru. "Ini merupakan inisiatif perlindungan keamanan siber bagi UMKM di Tanah Air. Tujuan kegiatan ini adalah mendorong peningkatan kesadaran pelaku UMKM akan pentingnya menjaga data pribadi dan keamanan digital," jelas Rizal.

Ke depan, BRI RO Surabaya dan Magister Manajemen FEB Unair akan membentuk komunitas "Perisai Digital UMKM". Komunitas ini menjadi wadah berbagi informasi dan penguatan antar pelaku usaha, akademisi, dan perbankan. "Komunitas ini akan jadi fondasi perlindungan bersama," harap Rizal. Ia meyakini komunitas dapat menekan kasus phishing dan penipuan digital terhadap UMKM. Langkah ini sejalan dengan fokus BRI mendukung UMKM, dimana porsi kredit UMKM mencapai 81,21% dari total penyaluran kredit bank.

Kegiatan 'Gerakan Perisai Digital UMKM' menjadi titik awal penting. Sinergi dunia akademik dan perbankan ini diharapkan membekali pelaku usaha dengan pengetahuan dan alat praktis. Tujuannya, membangun ketangguhan UMKM dalam menghadapi tantangan keamanan siber di era perdagangan digital.
LihatTutupKomentar