SUARAJATIM – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara resmi mengoperasikan dan memulai pembangunan 55 proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di 15 provinsi. Acara sentral peresmian berlangsung di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6). Langkah ini menandai upaya nyata pemerintah mempercepat transisi energi dan mencapai swasembada energi nasional.
Proyek-proyek yang diresmikan mencakup delapan PLTP dan 47 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Total kapasitas terpasang mencapai 379,7 Megawatt (MW). Tiga proyek PLTP mulai beroperasi penuh, sementara lima PLTP lainnya memasuki tahap pembangunan fisik. Ke-47 PLTS, yang sebagian besar berada di daerah terpencil, juga diresmikan pengoperasiannya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan arti strategis pengembangan EBT bagi kemandirian bangsa. "Hari ini kita resmikan dan mulai pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan. Kita resmikan PLTP sebagai bukti bahwa Indonesia menuju kemandirian. Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan kita akan mampu memberi energi untuk seluruh rakyat Indonesia dalam keadaan yang efisien dan ekonomis," tegas Presiden.
Prabowo menyatakan Indonesia diberkahi sumber daya EBT melimpah. Pemanfaatannya menjadi kunci masa depan. “Kita bersyukur bahwa kita memiliki sumber-sumber energi yang juga luar biasa, sumber-sumber energi yang terbarukan ada di kita, tinggal kita mengelola dengan baik. Dan hari ini bukti kemampuan bangsa Indonesia untuk menuju swasembada energi yang sangat menentukan bagi masa depan kita,” tambahnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut peresmian ini sebagai langkah progresif mencapai target Net Zero Emissions (NZE) 2060. "Hari ini kita ingin melaksanakan apa yang Bapak Presiden arahkan bahwa transisi energi harus kita lakukan terus-menerus dan untuk di 15 provinsi, selain daripada PLTP, kita juga meresmikan PLTS di desa-desa yang belum mendapat listrik," jelas Bahlil.
Total investasi proyek-proyek EBT ini sekitar Rp25 triliun. PLTP yang mulai beroperasi adalah Sorik Marapi Unit 5 (41,25 MW), Salak Binary (16,15 MW), dan Ijen Unit 1 (34,5 MW). PLTP yang memulai pembangunan fisik meliputi Muara Laboh Unit 2 (80 MW), Ulubelu Ext Gunung Tiga (55 MW), Wayang Windu Unit 3 (30 MW), Salak Unit 7 (40 MW), dan Patuha Unit 2 (55 MW).
Ke-47 PLTS, dengan total kapasitas 27,8 MW, mampu menyediakan listrik bagi 5.383 rumah tangga di 47 desa tersebar di 11 provinsi. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan 13 unit PLTS di antaranya dibangun oleh PLN, tersebar di Papua Selatan, NTT, Sulut, dan Jatim.
“Listrik merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat. Karena itu, sebagai bentuk pengejawantahan sila ke-5 Pancasila, kami berkomitmen menyediakan listrik yang andal sampai pelosok negeri demi mewujudkan pemerataan energi sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” pungkas Darmawan. Peresmian massal ini menjadi bukti kolaborasi pemerintah, BUMN, dan swasta membangun infrastruktur energi bersih Indonesia.
![]() |
Presiden Prabowo Subianto meresmikan proyek PLTP Ijen di Bondowoso, Jawa Timur, sebagai bagian dari 55 proyek EBT serentak di 15 provinsi. |
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan arti strategis pengembangan EBT bagi kemandirian bangsa. "Hari ini kita resmikan dan mulai pembangunan 55 pembangkit energi baru dan terbarukan. Kita resmikan PLTP sebagai bukti bahwa Indonesia menuju kemandirian. Kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri dan kita akan mampu memberi energi untuk seluruh rakyat Indonesia dalam keadaan yang efisien dan ekonomis," tegas Presiden.
Prabowo menyatakan Indonesia diberkahi sumber daya EBT melimpah. Pemanfaatannya menjadi kunci masa depan. “Kita bersyukur bahwa kita memiliki sumber-sumber energi yang juga luar biasa, sumber-sumber energi yang terbarukan ada di kita, tinggal kita mengelola dengan baik. Dan hari ini bukti kemampuan bangsa Indonesia untuk menuju swasembada energi yang sangat menentukan bagi masa depan kita,” tambahnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut peresmian ini sebagai langkah progresif mencapai target Net Zero Emissions (NZE) 2060. "Hari ini kita ingin melaksanakan apa yang Bapak Presiden arahkan bahwa transisi energi harus kita lakukan terus-menerus dan untuk di 15 provinsi, selain daripada PLTP, kita juga meresmikan PLTS di desa-desa yang belum mendapat listrik," jelas Bahlil.
Total investasi proyek-proyek EBT ini sekitar Rp25 triliun. PLTP yang mulai beroperasi adalah Sorik Marapi Unit 5 (41,25 MW), Salak Binary (16,15 MW), dan Ijen Unit 1 (34,5 MW). PLTP yang memulai pembangunan fisik meliputi Muara Laboh Unit 2 (80 MW), Ulubelu Ext Gunung Tiga (55 MW), Wayang Windu Unit 3 (30 MW), Salak Unit 7 (40 MW), dan Patuha Unit 2 (55 MW).
Ke-47 PLTS, dengan total kapasitas 27,8 MW, mampu menyediakan listrik bagi 5.383 rumah tangga di 47 desa tersebar di 11 provinsi. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan 13 unit PLTS di antaranya dibangun oleh PLN, tersebar di Papua Selatan, NTT, Sulut, dan Jatim.
“Listrik merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat. Karena itu, sebagai bentuk pengejawantahan sila ke-5 Pancasila, kami berkomitmen menyediakan listrik yang andal sampai pelosok negeri demi mewujudkan pemerataan energi sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan kualitas hidup masyarakat Indonesia,” pungkas Darmawan. Peresmian massal ini menjadi bukti kolaborasi pemerintah, BUMN, dan swasta membangun infrastruktur energi bersih Indonesia.