SUARAJATIM (7/7) — Dalam dua bulan terakhir, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia mulai mencari alternatif marketplace. Kebijakan platform besar yang dinilai memberatkan penjual membuat banyak seller beralih ke Toco.id. Platform baru ini menawarkan sistem yang lebih adil dan ramah bagi UMKM.
Henry, pemilik toko mainan anak Toyybokki di Malang, mengaku frustrasi dengan kebijakan marketplace lama. "Retur barang sering merugikan seller, biaya admin tinggi, dan sistem COD bermasalah. Buyer selalu diutamakan, sementara kami kesulitan," katanya.
Ia menemukan Toco.id secara tidak sengaja melalui Instagram. "CS-nya sangat responsif, bukan bot. Mereka bantu sampai tuntas saat saya upload produk," ujar Henry. Kini, ia aktif berjualan di Toco dan memanfaatkan promosi gratis ongkir serta diskon untuk menarik pembeli.
Di Denpasar, Bu Gek, pemilik toko perlengkapan rumah tangga Supershop, juga merasakan manfaat Toco.id. "Proses pendaftaran mudah, tidak ribet. Canvasser Toco yang datangi toko saya langsung," katanya. Ia mempromosikan produknya lewat WhatsApp dan Facebook, sekaligus mengapresiasi kebijakan bebas biaya admin.
Ia berharap Toco.id menambah promo di tanggal-tanggal spesial. "Promo tanggal kembar bisa menarik lebih banyak pembeli," tambah Devi.
Ia menegaskan komitmen Toco.id untuk tetap bebas biaya admin. "Ini janji saya ke seller. Monetisasi kami dari biaya parkir Rp2.000 per transaksi, bukan potongan komisi," jelas Arnold.
Gerakan "Pindah ke Toco aja" semakin kuat di komunitas online. Seller dan buyer kini lebih selektif memilih marketplace yang adil dan transparan. Dengan dukungan UMKM dan testimoni positif pembeli, Toco.id membuktikan diri sebagai alternatif sehat di dunia e-commerce Indonesia.
![]() |
Henry, pemilik toko Toyybokki, menunjukkan produknya yang terjual lancar di Toco.id. |
Ia menemukan Toco.id secara tidak sengaja melalui Instagram. "CS-nya sangat responsif, bukan bot. Mereka bantu sampai tuntas saat saya upload produk," ujar Henry. Kini, ia aktif berjualan di Toco dan memanfaatkan promosi gratis ongkir serta diskon untuk menarik pembeli.
Di Denpasar, Bu Gek, pemilik toko perlengkapan rumah tangga Supershop, juga merasakan manfaat Toco.id. "Proses pendaftaran mudah, tidak ribet. Canvasser Toco yang datangi toko saya langsung," katanya. Ia mempromosikan produknya lewat WhatsApp dan Facebook, sekaligus mengapresiasi kebijakan bebas biaya admin.
Respon Positif dari Pembeli
Devi, pembeli asal Tangerang, pertama kali mengenal Toco.id dari influencer di media sosial. Sejak itu, ia rutin belanja alat tulis dan kebutuhan kantor di platform tersebut. "Pengiriman cepat, penjual responsif, dan notifikasi status order jelas," ujarnya.![]() |
Arnold Sebastian Egg, Founder dan CEO Toco.id |
Lonjakan Seller dalam Hitungan Minggu
Arnold Sebastian Egg, Founder dan CEO Toco.id, mengaku kaget dengan pertumbuhan pesat platformnya. "Dalam tiga pekan, seller aktif melonjak dari ratusan menjadi 45 ribu. Akhir Juni, jumlahnya mencapai lebih dari 150 ribu," katanya.Ia menegaskan komitmen Toco.id untuk tetap bebas biaya admin. "Ini janji saya ke seller. Monetisasi kami dari biaya parkir Rp2.000 per transaksi, bukan potongan komisi," jelas Arnold.
Gerakan "Pindah ke Toco aja" semakin kuat di komunitas online. Seller dan buyer kini lebih selektif memilih marketplace yang adil dan transparan. Dengan dukungan UMKM dan testimoni positif pembeli, Toco.id membuktikan diri sebagai alternatif sehat di dunia e-commerce Indonesia.