SUARAJATIM - Lonjakan kebutuhan listrik selalu menjadi ujian serius bagi sistem transmisi setiap akhir tahun. Di Jawa Timur dan Bali, periode pergantian tahun bukan sekadar perayaan, melainkan momentum krusial yang menuntut kesiapan jaringan listrik dari hulu ke hilir. Di tengah potensi peningkatan beban dan cuaca musim hujan, kesiapan infrastruktur menjadi faktor penentu kenyamanan masyarakat.
![]() |
| General Manager PLN UIT JBM, Ika Sudarmaja bersama jajaran melakukan pemantauan jaringan transmisi untuk menjaga keandalan pasokan listrik jelang pergantian Tahun Baru 2026. |
Kesiapsiagaan tersebut ditopang oleh 1.207 personel yang disebar di 22 Posko Siaga. Personel berasal dari berbagai lini teknis, mulai dari Kantor Induk, Unit Pelaksana, tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan, tim pemeliharaan, operator gardu induk, hingga line walker yang rutin memantau jalur transmisi. Pola pengamanan ini dirancang berlapis agar potensi gangguan dapat dideteksi lebih awal.
Selain sumber daya manusia, PLN UIT JBM menyiapkan peralatan darurat yang selalu berada dalam status siap pakai. Peralatan tersebut meliputi DC Mobile, Trafo Mobile, serta Tower Emergency Restoration System. Keberadaan perangkat ini memungkinkan pemulihan jaringan dilakukan cepat bila terjadi kondisi tak terduga, sehingga dampak gangguan dapat ditekan.
General Manager PLN UIT JBM, Ika Sudarmaja, menjelaskan bahwa pengamanan kelistrikan akhir tahun telah menjadi agenda rutin dengan standar operasional yang terus diperkuat.
"Masa siaga Nataru ini cukup panjang, dan kami telah rutin menjalankan penugasan ini setiap tahunnya, sehingga segala persiapan dapat dilaksanakan secara terkontrol dan sistematis. Kami pastikan juga seluruh personel dan peralatan dalam kondisi prima guna memastikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dapat berjalan optimal."
Memasuki musim hujan, pemantauan cuaca menjadi bagian penting dari pengawasan sistem. Personel siaga secara berkala mengamati potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu gangguan pada jaringan transmisi. Antisipasi dini dilakukan agar suplai listrik tetap terjaga meski kondisi alam berubah cepat.
Di lapangan, pengamanan aset ketenagalistrikan juga diperkuat melalui koordinasi dengan TNI dan Polri. Langkah ini diarahkan untuk menjaga jaringan transmisi dari gangguan eksternal, terutama saat aktivitas masyarakat meningkat di ruang publik. Edukasi keselamatan kelistrikan kepada masyarakat turut dilakukan, termasuk imbauan agar tidak bermain layangan di sekitar jaringan listrik tegangan tinggi.
Seluruh rangkaian kesiapan ini menunjukkan bahwa pengamanan listrik pergantian tahun tidak hanya bergantung pada pembangkit, tetapi juga pada ketangguhan sistem transmisi. Dengan pola siaga menyeluruh, suplai listrik di Jawa Timur dan Bali diharapkan tetap stabil, sehingga pergantian Tahun Baru 2026 dapat dinikmati tanpa bayang-bayang gangguan listrik.

