Mengintip Penjaja Cinta Asal Indonesia di Kawasan Merah Hong Kong (3)


Sudut hiburan malam di Hongkong

Suarajatim.com  –Sambil menunggu giliran Desi, Mami San-perempuan berdarah Philipina yang sudah 20 tahun menekuni bisnis esek-esek di Hong Kong lalu nyerocos soal pekerjaannya.

Dari bibirnya dia bercerita, sebenarnya cewek-cewek Indonesia punya peluang untuk meraup duit lebih banyak di Hong Kong dengan menjadi purel. Bahkan dia tidak malu untuk menyebut, dengan menjadi perempuan malam, duit yang didapatkan jauh lebih kaya dibandingkan menjadi TKW.

“Di tempat saya di Cebu (Philipina), sekarang anak-anak perempuan mulai tidak tertarik menjadi house maid (pembantu rumah tangga). Gajinya terlalu kecil. Justru bekerja seperti ini mereka bisa jauh lebih kaya,” katanya serius.

Untuk membuktikan kebenaran cerita ini, Mama San mengatakan gaji seorang TKW di Hong Kong hanya sekitar 3500 – 4000 dollar Hong Kong. Namun anak-anaknya bisa memperoleh penghasilan minimal 6000 dollar sebulan.

Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang konon bisa mendapat di atas 10 ribu dollar Hong Kong. Jumlah ini agaknya cukup beralasan.

Pasalnya harga booking cewek-cewek di Wanchai terhitung selangit!.Untuk sekedar menemani ngobrol 2 jam saja, pengunjung harus mem-booking 200 dollar. Itupun belum termasuk biaya traktir minum yang paling murah sebesar 40 dollar. Itupun diluar tip yang didapat dari tamu.

“Kalau kamu mau tidur dengan mereka, 2 jam cukup bayar 2000 dollar. Soal servis dan pelayanan, kamu tahu sendiri kan perempuan Philipina. Kami sudah beberapa kali ikut Miss Universe. Makanya kalau mau, perempuan Indonesia juga bisa sekaya perempuan Philipina kalau bekerja di seperti ini,” tegas sang mama sambil membanggakan diri.

Setelah 2 jam menunggu akhirnya Desi, satu-satunya perempuan Indo yang bekerja sebagai gadis penghibur di cafe itu. Begitu mengetahui yang mem-booking adalah orang Indonesia, Desi nampaknya terlihat kikuk. Bahasa tubuhnya yang maju-mundur saat dipanggil Mama San, sepertinya menyimpan sesuatu. Baru setelah sedikit dipaksa oleh sang ‘mama’ dia akhirnya mau ‘bekerja’.
“Eh mas dari Indo ya. Ayo duduk dulu,  sudah pesan minum apa belum?” katanya di ujung cafe. Setelah saling berkenalan dan ngobrol ngalor-ngidul, janda beranak 1 yang mengaku masih berusia 26 tahun ini mau bercerita banyak soal ‘pekerjaanya’.

Di Hong Kong, perempuan asal sebuah desa di Cilacap mengaku nekat berprofesi ganda sebagai gadis penghibur mengingat tempat tinggalnya tidak jauh dari kawasan Wanchai, hanya beberapa blok dari sekitar Glouchester Road.

“Saya kan Stay Out (tinggal di luar rumah majikan.red). Kalau malam setelah kerja kan nganggur. Untungnya ada aeman sebelah apertemen saya orang PL (Philipina) yang sering ngajak saya kemari,” katanya seputar awal jatuh cintanya pada dunia gemerlap di Wanchai. Awalnya Desi hanya sekedar kongkow di cafe. Maklum, pekerjaan utamanya adalah house maid. Tak seperti temannya itu yang termasuk dugemania. Karena sering kongkow di cafe ternyata membuatnya makin jatuh cinta pada dunia malam. (rio-cw)

Baca juga:
LihatTutupKomentar