Dirjen Industri: Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin Perlu Sinergi dengan Pemkab Sidoarjo

Program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin menjadi fokus Kemenperin - Direktur Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih. (Foto:Handi/Suarajatim)

Sidoarjo, Suarajatim.com - Masa-masa kejayaan Sentra IKM Tanggulangin menurun akibat bencana semburan lumpur Lapindo di daerah Porong, Sidoarjo. Dampak bencana tersebut adalah penurunan jumlah pengunjung yang datang ke sentra industri.

Melihat hal ini, Direktur Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Gati Wibawaningsih menyampaikan bahwa Kementrian Perindustrian siap mempertemukan perajin di Sentra IKM Tanggulangin dengan potential buyer.

Namun untuk menjadikan Tanggulangin layak dan diminati pengunjung terutama pembeli luar negeri, wilayah sentra Tanggulangin harus dipercantik dulu. "Yang penting bagi pembeli itu first impression tempat belanjanya, mengenai produk urusan berikutnya. Nah yang terlihat sekarang di sini kan masih banyak proyek jalan yang belum selesai," kata Gita Wibawaningsih ketika ditemui setelah membuka acara talkshow IKM Business Matching di Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur (5/12).

Baca: IKM Tulang Punggung Ekonomi Nasional, Harus Bersiap Revolusi Industri 4.0 dengan Go Digital 

Sentra industri ini mulai berdiri pada 1993 yang pada awalnya hanya terdiri dari beberapa perajin yang membuat berbagai jenis produk tas dan koper. Di masa jayanya, sentra industri tersebut memiliki 354 perajin dengan aset senilai 10 milyar Rupiah milik Koperasi Industri Tas dan Koper (INTAKO). Geliat industri tas dan koper di Tanggulangin masih tetap berjalan dan perlu untuk diperkenalkan kembali kepada masyarakat dengan wajah baru yang lebih baik.


"Program Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin ini telah berjalan tahun ketiga sejak digagas 2017. Kami terus berupaya dengan mengedepankan sinergi dan kolaborasi antara Kementerian Perindustrian dan berbagai stakeholders terkait di Kabupaten Sidoarjo untuk menyusun Roadmap Revitalisasi Sentra IKM Tanggulangin," imbuh Gita.



Industri kulit, alas kaki dan barang jadi kulit merupakan salah satu sektor industri prioritas yang mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian nasional. Kinerja ekspor sektor ini pada periode Januari sampai dengan Oktober 2019 mencapai US$ 4,2 milyar dengan negara tujuan ekspor utama antara lain Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggirs, dan Jepang.
Talkshow digagas Kemenperin menghadirkan narasumber Bernardus Agung (Cetulleather Yogyakarta) dan Jangkar Bawono (Portblue Shoes Surabaya)
Gati menambahkan, “Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri  kulit, alas kaki dan barang jadi kulit dikarenakan kekuatan yang dimiliki oleh Indonesia adalah keberagaman dan kreativitas para pelaku usaha sehingga produk Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi di pasar domestik dan internasional.”

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, menyelenggarakan Business Matching IKM Tanggulangin yang bertujuan untuk mempertemukan para IKM produk kulit binaan Ditjen IKMA dengan potential buyers yang terdiri dari para pelaku usaha, pemilik travel haji dan umroh, pemilik perusahaan perjalanan wisata, enterpreneur muda, serta mahasiswa dari fakultas bisnis dari berbagai universitas di Surabaya.


“Seluruh kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan SDM di Sentra IKM Tanggulangin agar tidak hanya mampu memproduksi produk kulit yang berkualitas, tetapi juga memiliki daya saing dalam pengembangan bisnis sehingga dapat memiliki bisnis yang berkelanjutan di era digital yang dinamis”, tutup Gati.
LihatTutupKomentar