Ferry Irawan Makin Bringas, Venna Melinda: Jangan Bunuh Aku

  • Kasus kekerasan dalam rumah tangga Venna Melinda dan Ferry Irawan terus diproses tim kepolisian. Venna menceritakan detail kronologis kejadian yang dialaminya sambil meneteskan air mata.

Suarajatim.com - Sambil menangis Venna Melinda menceritakan kronologis kejadian nahas yang dialaminya pada Minggu (8/1/2023) di hotel Jalan Dhoho, Kediri, Jawa Timur. Sang suami, Ferry Irawan melakukan tindak kekerasan dengan bringas kepadanya.


"Aku diangkat, didorong ke kasur, lalu ditindih. Makanya kaki aku tidak bisa bergerak. Kepalanya menindih hidung aku dari pelan hingga benar-benar kencang. Dari awalnya penglihatan aku terang sampai jadi buram. Lalu aku bilang stop, ini hidungku patah bi," cerita Venna pada Dewi Persik, Nassar, dan Rian Ibram selaku host acara televisi Pagi Pagi Ambyar, Senin (16/1/2023).


Setelah tindihan dilepaskan dan Venna berdiri, darah mengalir deras dari hidungnya. Baik Venna dan Ferry sama-sama kaget.


"Dia mau melap darah di hidung aku. Mau menghilangkan barang bukti. Aku tidak izinkan. Aku ambil handphone, dia rampas lagi. Aku ambil telepon mau telepon receptionist, diambil lagi,"

Dengan hidung bercucuran darah, Venna loncat dan berlari keluar kamar. Ia berteriak minta tolong, tapi sayang tidak ada orang di sepanjang lorong kamar.


"Itu Hari Minggu, mungkin tamu sedang sarapan, di depan hotel ada car free day dengan musik keras banget sehingga suara aku tidak terdengar. Aku lari ke lift, ada mbak-mbak janitor di ujung, aku bilang tolong panggil polisi. Tapi Ferry suruh mbak-mbak itu menjauh. Tapi yang ada di pikiranku, aku harus ambil HP biar bisa foto untuk bukti, jadi aku lari lagi ke kamar," sambung Venna sambil menahan tangis.

Kena KDRT, Venna Melinda Bawa Bukti Handuk Penuh Darah

Sesampai di kamar, Ferry kembali melakukan tindak kekerasan pada Venna. Kali ini wajahnya tampak lebih bringas. Ia mendorong Venna ke dinding.


"Di situ aku tatap matanya. Aku bilang, jangan bunuh aku, ingat kamu punya ibu, punya adik perempuan. Saat tersebut kata ibu, saya lihat mata Ferry berubah seperti tersadar. Saat itu, aku langsung ambil handphone aku pencet siapa aja yang ngangkat. Dan kebetulan yang aku pencet ketua DPD partai aku. Di situ aku minta pertolongan."


Venna menceritakan, tak lama berselang mbak-mbak janitor tadi datang bersama security. Kala itu Ferry langsung memasang wajah santai. Ia mengatakan pada security bahwa apa yang terjadi pada Venna bukanlah perbuatannya. 


"Ini bukan perbuatan saya, saya nggak melakukan apa-apa. Di situ aku point ini laki-laki nggak jujur. Saat ada Kanit dari Polres datang, dengan gayanya dia masih bilang, ini bukan perbuatan saya, saya nggak tahu apa-apa," beber Venna.

"Di detik itu juga aku tahu dia bukan imam yang baik, dia bukan imam yang aku cari selama 9 tahun ini. Di saat itu juga dia mungkin masih bisa bilang aku jedukin sendiri kepalaku ke tembok. Aku bersyukur, aku masih bisa lari minta tolong. Aku masih bisa menghubungi orang terdekatku," lanjutnya emosional sambil menangis.


Saat itu polisi menanyakan pada Venna apakah mau berdamai atau bagaimana. Namun karena pernyataan Ferry yang bohong seakan bercuci tangan, ditambah tindakannya yang menghalang-halangi Venna meminta pertolongan, maka Venna dengan bulat memutuskan untuk melanjutkan kasus ini ke ranah hukum.


"Kalau dia gentle mungkin aku akan maafin dia saat itu. Dia selalu minta maaf kalau nggak buat aku bahagia. Tapi bukan itu. Jangan jadi orang manipulatif. Aku taruh kepercayaanku, nyawaku dan anak-anakku ke dia. Aku bangga masih diselamatkan sama Allah dan bisa bicara," tukas Venna Melinda.


Diketahui kini Ferry Irawan resmi ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dengan ancaman 5 tahun kurungan penjara.

LihatTutupKomentar