HWDI Gelar Pelatihan UMKM, Khusus Wanita Disabilitas.

  • Kaum disabilitas sulit dapatkan pelatihan kewirausahaan, HWDI Gelar Pelatihan Perencanaan dan Manajemen Keuangan Digital Bagi Wirausaha UMKM khususnya bagi para perempuan disabilitas.

Suarajatim.com - Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia kian meningkat. Indonesia bahkan tercatat memiliki UMKM terbanyak di kawasan ASEAN dengan jumlah mencapai 65,46 juta unit pada tahun 2021.


Terlebih dengan teknologi yang kian canggih seperti sekarang ini, pelaku UMKM jadi semakin mudah memasarkan dan mendistribusikan produknya bahkan hanya melalui smartphone. Tak hanya soal promosi produk, sistem pembayaran pun sekarang semakin beragam dan mudah.


Namun ternyata, kecanggihan itu tidak secara merata memudahkan semua orang. Salah satu kelompok masyarakat yang juga pelaku UMKM adalah para penyandang disabilitas. Dimana menurut survey Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) pada November-Desember 2022,  dari total responden 695 orang disabilitas, satu pertiganya merupakan wirausahawan. Hal ini lantaran sempitnya kesempatan kerja bagi mereka, sehingga  wirausaha adalah alternatif terbaik yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 


Sayangnya, belum semua informasi dan pelatihan kewirausahaan yang diberikan, dapat diakses oleh penyandang disabilitas. Begitu juga dengan aplikasi-aplikasi canggih pendukung yang cenderung kurang ramah bagi penyandang disabilitas. Inilah yang menyebabkan penyandang disabilitas khususnya perempuan mengalami hambatan dalam mengembangkan usahanya.


Oleh karena itu, HWDI sebagai organisasi penyandang disabilitas yang memperjuangkan kesetaraan hak bagi perempuan disabilitas menginisiasi pelatihan "Perencanaan dan Manajemen Keuangan Digital Bagi Wirausaha UMKM Perempuan Disabilitas". Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman perempuan disabilitas tentang cara mengelola usaha kecil serta mengelola keuangan menggunakan aplikasi digital.


Diharapkan 100 orang perempuan disabilitas pelaku UMKM dari seluruh Indonesia dapat mengikuti pelatihan ini. Revita Alvi, Ketua Umum HWDI, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut didukung oleh Women’s World Banking sebagai salah satu anggota dari Koalisi Women Digital Financial Inclusion (WDFI) yang telah dilaunching oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak  Republik Indonesia pada Juli 2022 lalu.

"Pada pelatihan ini, HWDI bekerjasama dengan SMART DNA Indonesia serta aplikasi manajemen keuangan digital Labamu," kata Revita.


Labamu sendiri merupakan sebuah aplikasi manajemen keuangan digital yang bertujuan memberikan kemudahan dalam mengakses layanan keuangan bagi semua orang termasuk perempuan disabilitas. 


"Harapan kami, peran serta perbankan, pelaku usaha jasa keuangan, dan stakeholder terkait lainnya sebagai penyedia layanan keuangan dapat membawa dampak positif dan berkelanjutan untuk meningkatkan aksesibilitas dan menyelesaikan berbagai isu yang dihadapi oleh kelompok masyarakat marginal khususnya perempuan disabilitas dalam mengakses berbagai layanan keuangan," ungkap Revita yang baru saja menyelesaikan Australia Awards Short Course on Role of Government and Organisation of Persons with Disabilities in the Implementation of Policy Reform for Inclusive Development, di Sidney University, Australia.


Pelatihan akan dilaksanakan dengan dua metode yakni tatap muka bagi mereka yang berada di wilayah Jakarta. Acara digelar di Hotel Des Indes, Jalan HOS Cokroaminoto No. 84 – 86, Menteng Jakarta Pusat pada 1-2 Februari 2023. Sementara bagi mereka yang berada di luar Jakarta, dapat mengikuti pelatihan online melalui aplikasi zoom pada tanggal 8 dan 9 Februari 2023.


"Kami yakin, Labamu bisa membantu rekan-rekan UMKM dibawah HWDI dalam pengelolaan, pencatatan, dan pengembangan bisnis mereka. Bersama Labamu kita bisa tumbuh dan sukses bersama. Kami juga sangat terbuka untuk segala masukan yang ada khususnya dari pelaku UMKM disabilitas," kata Arnold Sebastian Egg, Direktur PT Laba Kita Bersama dan juga Founder serta CEO dari perusahaan teknologi Sprout Digital Lab.


Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan perempuan disabilitas dapat lebih meningkatkan kapasitasnya dalam membuat perencanaan dan semakin banyak lapisan masyarakat yang memahami kebutuhan para penyandang disabilitas. Dengan demikian, kedepannya akan semakin banyak program-program baru yang ramah bagi kaum disabilitas. 

LihatTutupKomentar