SUARAJATIM - Kota Madiun menggeser paradigma pengelolaan lingkungan. Usai meraih peringkat kedua kualitas udara terbaik se-Jawa 2024, pemerintah kota menggandeng PLN UIT Jawa Bagian Timur-Bali untuk akselerasi program penghijauan dan sistem sampah terdesentralisasi. Langkah strategis ini menuju satu tujuan: kompetisi kota berudara terbersih dunia.
Walikota Madiun Dr. Drs. H. Maidi, S.H., M.M., M.Pd. memaparkan visinya saat audiensi dengan jajaran PLN di balai kota. "Tata Kota Madiun memprioritaskan penghijauan dan pengelolaan udara sejuk untuk kompetisi global. Udara bersih fondasi kenyamanan warga," ujarnya. Targetnya menyasar 201.850 penduduk yang aktivitas harian bergantung pada lingkungan sehat.
Revolusi dimulai dari pengelolaan sampah. Sistem sentralisasi di TPA Winongo akan beralih ke pola terdesentralisasi. Tiga kecamatan dan 27 kelurahan bakal memiliki Tempat Penampungan Sementara (TPS) mandiri dilengkapi mesin penghancur sampah. Model ini dirancang memangkas beban lokasi pembuangan akhir sekaligus meningkatkan efisiensi.
Handy Wihartady, General Manager PLN UIT Jawa Bagian Timur-Bali, menyatakan kesiapan penyediaan teknologi hijau. "PLN siap menyumbang implementasi teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan. Madiun harus menjadi kota hijau yang nyaman," tegasnya dalam dialog terpisah. Kolaborasi ini menitikberatkan pada pemanfaatan inovasi untuk pengelolaan lingkungan.
Prestasi udara bersih Madiun bukan insidental. Pemantauan polutan rutin dilakukan di empat zona berbeda: kawasan industri, perkantoran, permukiman, dan pusat transportasi. Hasilnya menjadi pijakan kebijakan baru. Sinergi antarlembaga seperti PLN dan pemerintah daerah menjadi penggerak utama transformasi ini.
Program terpadu mencakup dua aspek vital: restrukturisasi infrastruktur sampah dan optimalisasi ruang hijau. Pendekatan berbasis teknologi diharapkan meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan. Madiun tidak hanya mengejar gelar internasional, tetapi membangun ekosistem berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Inisiatif ini melanjutkan tren positif. Tahun lalu, kota ini mencatat penurunan signifikan partikel polutan di zona permukiman dan transportasi. Dengan dukungan teknis dari PLN, Madiun memacu inovasi lingkungan sebagai investasi jangka panjang bagi warganya.
![]() |
Walikota Madiun H. Maidi bersama dengan perwakilan PLN usai rapat koordinasi tata kota, Rabu (6/8/2025). |
Revolusi dimulai dari pengelolaan sampah. Sistem sentralisasi di TPA Winongo akan beralih ke pola terdesentralisasi. Tiga kecamatan dan 27 kelurahan bakal memiliki Tempat Penampungan Sementara (TPS) mandiri dilengkapi mesin penghancur sampah. Model ini dirancang memangkas beban lokasi pembuangan akhir sekaligus meningkatkan efisiensi.
Handy Wihartady, General Manager PLN UIT Jawa Bagian Timur-Bali, menyatakan kesiapan penyediaan teknologi hijau. "PLN siap menyumbang implementasi teknologi ramah lingkungan dan energi terbarukan. Madiun harus menjadi kota hijau yang nyaman," tegasnya dalam dialog terpisah. Kolaborasi ini menitikberatkan pada pemanfaatan inovasi untuk pengelolaan lingkungan.
Prestasi udara bersih Madiun bukan insidental. Pemantauan polutan rutin dilakukan di empat zona berbeda: kawasan industri, perkantoran, permukiman, dan pusat transportasi. Hasilnya menjadi pijakan kebijakan baru. Sinergi antarlembaga seperti PLN dan pemerintah daerah menjadi penggerak utama transformasi ini.
Program terpadu mencakup dua aspek vital: restrukturisasi infrastruktur sampah dan optimalisasi ruang hijau. Pendekatan berbasis teknologi diharapkan meminimalisasi dampak negatif terhadap lingkungan. Madiun tidak hanya mengejar gelar internasional, tetapi membangun ekosistem berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Inisiatif ini melanjutkan tren positif. Tahun lalu, kota ini mencatat penurunan signifikan partikel polutan di zona permukiman dan transportasi. Dengan dukungan teknis dari PLN, Madiun memacu inovasi lingkungan sebagai investasi jangka panjang bagi warganya.