Teknologi Baru: Layanan Jantung dan Kanker RS Kemenkes Surabaya Tumbuhkan Harapan Pasien Jawa Timur

SUARAJATIM - RS Kemenkes Surabaya memasuki babak penting dalam transformasi layanan kesehatan nasional. Pada 17 November 2025, rumah sakit rujukan nasional ini meresmikan layanan PET Scan pertama dan satu-satunya di Jawa Timur, fasilitas Radioterapi berteknologi tinggi, serta merayakan keberhasilan tindakan bedah jantung Minimal Invasif (MICS-CABG dan MV-repair) perdana. 

Atas: Teknologi PET Scan yang kini beroperasi di RS Kemenkes Surabaya sebagai fasilitas diagnostik unggulan. Bawah: Layanan Radioterapi Eksterna & Brakhiterapi 
Peresmian ini dihadiri langsung oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, yang menegaskan bahwa apa yang terjadi di Surabaya bukan sekadar peluncuran alat, melainkan lompatan kemampuan layanan jantung dan kanker di Indonesia.

PET Scan Pertama di Jawa Timur: Diagnostik yang Mengubah Cara Dokter Melihat Penyakit

Dengan penggunaan Positron Emission Tomography (PET) Scan, kemampuan RS Kemenkes Surabaya naik kelas. Teknologi ini memungkinkan identifikasi dini kanker, gangguan saraf, hingga kelainan jantung melalui pencitraan metabolik yang sangat presisi—sebuah hal yang sebelumnya hanya bisa didapatkan masyarakat Jawa Timur lewat perjalanan panjang ke Jakarta, Malaysia, atau Singapura.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya alat ini, “PET scan itu untuk melihat penyebaran kanker sampai di mana. Tapi di seluruh Indonesia, hanya Jakarta yang punya alatnya. Jakarta pun hanya tiga rumah sakit dan antriannya penuh di seluruh Indonesia. Sekarang, dalam tiga tahun ke depan, 16 total saya akan kasih.”

Ia juga menjelaskan bahwa pemasangan unit PET Scan di Surabaya telah memberikan dampak cepat, “Sekarang baru dipasang PET Scan bulan September. Sudah enam tuh, enam dari seluruh Jawa Timur sudah dilakukan pemeriksaan. Ini sangat menentukan untuk lihat penyebaran kankernya di mana, jadi terapinya bisa jauh lebih bagus.”

Dengan kemampuan staging, restaging, monitoring terapi, hingga deteksi kanker berukuran sangat kecil, layanan PET Scan ini menjadi tonggak penting agar pasien tidak lagi perlu terbang keluar negeri untuk sekadar mengetahui perkembangan penyakitnya.

Radioterapi Berpresisi Tinggi: Mengurai Antrian Kanker di Timur Indonesia

Selain PET Scan, RS Kemenkes Surabaya meresmikan layanan Radioterapi Eksterna & Brakhiterapi yang kini menjadi salah satu fasilitas paling lengkap di Jawa Timur.
Teknologi seperti:
CT Simulator 4D, Active Breathing Coordinator (ABC) untuk mengatur pernapasan saat penyinaran, serta teknik stereotaktik berpresisi tinggi memberi peluang terapi radiasi yang jauh lebih aman dan lebih tepat sasaran, terutama untuk kanker di area kritis seperti paru, payudara, otak, dan organ padat lainnya.

Kehadiran brakhiterapi yang telah disertifikasi BAPETEN membuat layanan ini mampu menangani kanker serviks dan beberapa jenis kanker lain tanpa harus merujuk pasien ke kota lain. Kombinasi radioterapi eksterna dan interna ini secara langsung memotong antrian radioterapi yang selama ini menjadi tantangan terbesar bagi pasien kanker Jawa Timur dan sekitarnya.

Terobosan Jantung: MICS-CABG & MV-Repair Perdana Hadir di Surabaya

Jika inovasi onkologi sudah melompat maju, kabar yang tak kalah penting datang dari ruang bedah jantung. RS Kemenkes Surabaya berhasil melakukan operasi Minimal Invasive Coronary Artery Bypass Grafting (MICS-CABG) dan Mitral Valve Repair (MV-repair) perdana.

Menkes menggambarkan perbedaan besar antara teknik lama dan prosedur terbaru:
“Kalau dulu bypass sama ganti katup mesti benar-benar dibuka itu tulang dadanya, digergaji. Jantung mesti diberhenti dulu, diganti sama mesin. Sekarang operasi jantungnya nggak harus dibuka. Bisa disayat kecil, dimasukkan ke dada. Dokternya pakai kayak laparoscopy.”

Ia juga menjelaskan teknologi yang bahkan lebih maju, “Yang lebih canggih lagi, teknik operasi jantung itu sekarang bisa dilakukan walaupun jantungnya masih bergerak. Ini jurus baru. Walaupun goyang-goyang tetap bisa dioperasi. Itu namanya off-pump. Rumah sakit ini sudah bisa.”

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L. Siahaan bersama jajaran RS dan Dinas saat press conference (17/11).
Prosedur MICS dilakukan melalui sela iga, tanpa membuka tulang dada. Keuntungannya luar biasa: pemulihan lebih cepat, rasa nyeri pascaoperasi jauh lebih ringan, risiko infeksi sternum menurun drastis, pasien lebih cepat mobilisasi.

Untuk pasien mitral, tim melakukan repair, bukan penggantian katup. Dengan demikian pasien:
tetap menggunakan jaringan katup asli, hanya perlu minum pengencer darah selama 3 bulan,
tidak perlu terapi antikoagulan seumur hidup. 
Semua ini memperbaiki kualitas hidup pasien secara signifikan.

Menkes bahkan menegaskan kesannya saat bertemu pasien yang hampir operasi ke Penang:
“Tadi saya ketemu pasiennya. Hampir saja Pak Kurniawan ke Penang untuk mengganti katup jantungnya. Untung saja sekarang RS Kemenkes Surabaya sudah bisa melakukan operasi bedah jantung baik untuk bedah pintas koroner dan perbaikan katup jantung.”

Visi Besar: Masyarakat Tidak Perlu Lagi ke Luar Negeri

Di hadapan para dokter dan tenaga kesehatan, Menkes kembali mengingatkan misi utama transformasi layanan: “Yang paling sering itu dua: katup jantungnya bermasalah atau pembuluh darah jantungnya tersumbat sehingga harus dibypass. Itu yang saya minta 34 provinsi itu bisa.”
Lebih jauh ia menambahkan, “Masyarakat Jawa Timur nggak usah ke Penang, nggak usah ke luar negeri. Tadi saya ketemu satu pasien, dia udah rencana mau ke Penang. Tapi sekarang bisa operasi di sini.”
Pesan Menkes menggambarkan arah pembangunan rumah sakit vertikal: menghadirkan layanan setara internasional agar masyarakat cukup dirawat di tanah sendiri.

RS Kemenkes Surabaya: Sinergi dan Tekad untuk Menjadi Pusat Kesehatan Berkelas Dunia

Direktur Utama RS Kemenkes Surabaya, dr. Martha M.L. Siahaan, menekankan bahwa keberhasilan ini adalah hasil gotong royong seluruh unsur rumah sakit dan pemerintah.

Dalam pernyataannya, ia menyampaikan:
“Dengan diresmikannya layanan PET Scan pertama di Jawa Timur serta keberhasilan bedah jantung minimal invasif, kami tidak hanya meningkatkan mutu layanan kesehatan masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan medical tourism nasional.”

Rumah sakit ini kini bukan hanya tempat berobat, tetapi pusat keahlian yang siap menerima rujukan dari provinsi-provinsi lain di timur Indonesia. 

Dengan kemampuan diagnostik dan bedah jantung yang semakin lengkap, RS Kemenkes Surabaya memasuki babak baru sebagai gerbang layanan jantung dan kanker berkelas dunia.

Arah Baru Pelayanan Kesehatan Indonesia
Peresmian ini bukan hanya momen institusional—melainkan bukti kuat bahwa transformasi layanan kesehatan Indonesia bergerak ke arah yang nyata. Dari deteksi kanker yang lebih presisi, terapi radiasi berpresisi tinggi, hingga operasi jantung minimal invasif yang tidak kalah dengan pusat medis global, semuanya hadir di Surabaya.

Dan seperti yang ditegaskan Menkes, langkah ini membawa pesan yang sangat personal bagi masyarakat: “Semoga pasien bisa pulang lebih cepat, hidup lebih sehat, dan bisa cerita bahwa Surabaya sudah bisa melakukan semua ini.”

Dengan itu, RS Kemenkes Surabaya menegaskan posisinya sebagai salah satu pusat layanan jantung dan kanker paling maju di Indonesia—dan menjadi alasan baru bagi masyarakat Jawa Timur bahwa harapan tidak perlu dicari jauh-jauh ke negeri orang.

LihatTutupKomentar