SUARAJATIM — Di tengah permukiman padat Medokan Ayu, Surabaya, geliat baru pengelolaan sampah muncul dari inisiatif warga. Melalui aplikasi BSCMU.com, masyarakat kini bisa mengetahui secara langsung nilai ekonomi dari sampah yang mereka kumpulkan di Bank Sampah Cinta Medokan Ayu (BSCMU).
![]() |
| Warga Medokan Ayu menggunakan aplikasi BSCMU.com untuk memantau omzet tabungan sampah di Bank Sampah Cinta Medokan Ayu, Surabaya. |
Hariadi Yutanto, ketua tim pengembang, menjelaskan bahwa BSCMU.com tak sekadar mencatat transaksi sampah. Sistem ini menampilkan data secara transparan dan real time, termasuk omzet dan saldo nasabah bank sampah.
“Selama ini banyak warga yang rajin menyetorkan sampah, tapi tidak tahu seberapa besar nilai yang sudah mereka hasilkan. Melalui sistem digital ini, setiap nasabah bisa langsung memantau jumlah sampah yang dikonversi menjadi nilai uang,”
ujar Hariadi Yutanto.
Setiap warga yang terdaftar memiliki akun pribadi layaknya rekening tabungan. Hasil pengumpulan sampah otomatis tercatat dalam bentuk saldo digital yang bisa diakses kapan pun. Aplikasi ini juga menampilkan tren kenaikan atau penurunan omzet dari waktu ke waktu.
Tak berhenti di sana, BSCMU.com dilengkapi teknologi Artificial Intelligence (AI) yang berfungsi sebagai asisten virtual. Pengelola bisa memperoleh data cepat hanya dengan mengetikkan pertanyaan sederhana, seperti “siapa pengumpul terbanyak bulan ini?” atau “berapa omzet total minggu ini?”
“AI di dalam aplikasi ini berfungsi seperti asisten virtual. Pengelola tinggal mengetik pertanyaan, dan sistem akan menampilkan jawabannya otomatis,” tambah Hariadi.
Fitur menarik lainnya adalah mini e-money, yang memungkinkan saldo hasil tabungan sampah digunakan untuk transaksi internal di lingkungan komunitas. Warga bisa membeli kebutuhan rumah tangga menggunakan saldo yang mereka peroleh dari hasil memilah sampah.
Pembina Komunitas Pahlawan Lingkungan Medokan Ayu, Nanang Andi, menilai sistem digital ini membuat warga lebih bersemangat mengelola sampah.
“Kalau dulu mereka hanya tahu beratnya saja, sekarang bisa tahu nilainya dalam bentuk uang. Ini membuat warga lebih termotivasi dan merasa hasil kerja mereka dihargai,” ungkap Nanang.
Sementara itu, Ketua LPMK Medokan Ayu, Rudy Judianto, melihat inovasi ini sebagai tonggak baru menuju masyarakat cerdas lingkungan.
“Selama ini kegiatan bank sampah sering dianggap hanya kegiatan sosial, tapi dengan sistem seperti ini warga jadi sadar bahwa sampah bisa punya nilai ekonomi. Ini bukti bahwa teknologi membawa perubahan positif di tingkat kampung,” katanya.
Dengan hadirnya BSCMU.com, Bank Sampah Cinta Medokan Ayu menunjukkan bahwa digitalisasi tak harus lahir dari perusahaan besar. Dari sudut kampung di Surabaya Timur, lahir inovasi yang mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah—dari sesuatu yang tak berguna menjadi aset yang bisa dikelola, dipantau, dan menghasilkan nilai ekonomi secara transparan.

