Lima Dekade Susu Rakyat Jawa Timur Menopang Industri Olahan Nasional

SUARAJATIM - Selama setengah abad terakhir, industri pengolahan susu nasional tidak berdiri sendiri. Di balik produk yang dikonsumsi jutaan keluarga Indonesia, terdapat kerja panjang para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur yang menjaga kontinuitas pasokan susu segar. Relasi inilah yang membentuk ekosistem persusuan nasional sejak 1975.

Peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur menjaga pasokan susu segar melalui kemitraan jangka panjang.
Kemitraan antara Nestlé Indonesia dan peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur bermula dari pembelian 160 liter susu segar dari sebuah koperasi di Pujon, Malang. Dari titik awal tersebut, hubungan yang terbangun berkembang menjadi jaringan yang kini melibatkan lebih dari 13.000 peternak dari 28 koperasi di Jawa Timur .

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Georgios Badaro menggambarkan perjalanan itu sebagai proses panjang yang berangkat dari kebutuhan dasar peternak.

“Kisah kami bermula pada 1975, ketika kami membeli 160 liter susu segar dari sebuah koperasi di Pujon, Malang,” ujarnya .

Pendampingan teknis, pelatihan manajemen peternakan, hingga dukungan peralatan menjadi fondasi awal untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas susu segar. Dalam perjalanannya, relasi tersebut tidak hanya menyentuh aspek produksi, tetapi juga membentuk stabilitas ekonomi keluarga peternak.

Pengalaman itu dirasakan Helmi, peternak muda asal Ngantang, Malang. Ia mulai beternak pada 2018 dengan dua ekor sapi sembari menyelesaikan kuliah. Ketika wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melanda, satu sapinya mati dan produksi susu menurun drastis.

Pendampingan intensif membantu Helmi memperbaiki manajemen nutrisi dan kesehatan ternak hingga kembali produktif.

Cerita serupa datang dari Yuni Purwanti, peternak perempuan dari Ngantang yang memulai usaha sejak 2002. Berbekal dua ekor sapi, ia menghadapi tekanan berat saat PMK merebak. Bantuan teknis, mesin pemerahan, hingga renovasi kandang pada 2015 mengubah skala usahanya. Kini, 10 ekor sapi miliknya mampu menyamai produksi peternak lain yang memiliki jumlah ternak lebih banyak.
Peternak sapi perah rakyat Jawa Timur mitra Nestlé Indonesia
Bagi Sianah, peternak asal Ngantang yang memulai usaha pada 1997, pendampingan menjadi penopang saat kondisi ekonomi keluarga terancam akibat kematian ternak saat wabah. Dari satu ekor sapi, kini ia mengelola puluhan sapi perah dan melibatkan anak-anaknya sebagai peternak generasi muda.

Regenerasi peternak juga terlihat pada Zuliyanti, peternak muda dari Tulungagung. Ia mulai aktif mengelola kandang keluarga saat pandemi. Modernisasi kandang dan peralatan membantu meningkatkan produktivitas sekaligus efisiensi kerja. Dari dua ekor sapi, kini kandang keluarganya menampung sekitar 30 ekor sapi dengan hasil yang lebih stabil.

Dari sisi pemerintah, kemitraan jangka panjang ini dipandang sebagai penguat sistem persusuan nasional. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Kementerian Pertanian RI, I Ketut Wirata, menyebut hubungan lintas dekade tersebut mampu menjawab tantangan ketersediaan susu segar dan mutu pangan asal hewan.

“Kemitraan jangka panjang antara PT Nestlé Indonesia dan peternak sapi perah rakyat selama lima dekade merupakan contoh kolaborasi strategis,” katanya.

Digitalisasi pos penampungan susu dan penerapan teknologi pendinginan turut menjadi bagian dari penguatan rantai pasok. Hingga 2024, penerapan sistem digital telah menjangkau Jawa Barat dan Jawa Timur serta melibatkan ribuan peternak.

Selama hampir lima puluh tahun, Nestlé Indonesia mencatat pembelian susu segar lebih dari 60 juta dolar AS per tahun. Investasi industri juga dilakukan melalui perluasan pabrik dan pembangunan fasilitas baru yang memperkuat daya serap susu segar domestik.

Relasi panjang antara industri, koperasi, dan peternak rakyat menunjukkan bahwa ketahanan industri pengolahan susu nasional bertumpu pada konsistensi pasokan dari tingkat hulu. Bagi para peternak, kerja harian di kandang bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian dari rantai pangan yang menopang konsumsi nasional.

LihatTutupKomentar