SUARAJATIM (9/7) – Berbagai instansi pemerintah dan pemangku kepentingan berkumpul dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar Ditlantas Polda Jawa Timur. Fokusnya, menyusun langkah penanganan darurat longsor di ruas jalan nasional Wonorejo KM 233+500, Kabupaten Jember. Forum ini membahas rekayasa arus lalu lintas dan skenario penutupan jalan jika terjadi bencana.
Kegiatan di Joss Gandos Ketintang Surabaya itu dihadiri perwakilan kunci: Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Region JatimBali, PT Jasa Raharja, Dinas Perhubungan Provinsi Jatim, Dinas Kesehatan, serta Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Polresta Banyuwangi. Kehadiran lintas lembaga ini memperlihatkan upaya terpadu mengatasi kerentanan jalan nasional.
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim menekankan, FGD dirancang untuk memastikan respons cepat jika longsor terjadi. "Koordinasi ini bertujuan mengurangi risiko kecelakaan. Masyarakat harus merasa aman saat melintas di jalan raya Jawa Timur," ujarnya.
Lokasi KM 233+500 di Jember menjadi perhatian karena historis kerusakan jalan akibat faktor geologis. BBPJN JatimBali menyatakan pemantauan intensif dilakukan sepanjang ruas tersebut. Sementara Dinas Perhubungan Jatim menyiapkan skenario pengalihan arus melalui jalur alternatif jika terjadi penutupan.
Kolaborasi ini diharapkan memangkas waktu respons hingga 50% dibanding prosedur biasa. Langkah teknis seperti pemasangan rambu peringatan dini dan posko darurat juga dibahas. Hasil FGD akan menjadi pedoman bagi polisi lalu lintas dan dinas terkait dalam operasi lapangan.
Pertemuan menghasilkan tiga poin utama:
Partisipasi PT Jasa Raharja dalam FGD menguatkan aspek perlindungan korban. Perusahaan ini akan mempercepat penyaluran santunan jika terjadi kecelakaan terkait bencana alam. Dinas Kesehatan Jatim menyiapkan mobil ambulans dan rumah sakit rujukan di tiga kabupaten terdekat.
Kesepakatan ini menjadi model penanganan jalan rawan bencana di Indonesia. Polda Jatim berencana menerapkan pola serupa di lokasi rawan lainnya, seperti jalur pegunungan Malang dan Pacitan.
![]() |
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim dan Kepala PT Jasa Raharja Kantor Cabang Utama Jawa Timur Tamrin Silalahi memimpin diskusi penanganan longsor di Joss Gandos Ketintang, Surabaya (9/7/2025). |
Direktur Lalu Lintas Polda Jatim menekankan, FGD dirancang untuk memastikan respons cepat jika longsor terjadi. "Koordinasi ini bertujuan mengurangi risiko kecelakaan. Masyarakat harus merasa aman saat melintas di jalan raya Jawa Timur," ujarnya.
Lokasi KM 233+500 di Jember menjadi perhatian karena historis kerusakan jalan akibat faktor geologis. BBPJN JatimBali menyatakan pemantauan intensif dilakukan sepanjang ruas tersebut. Sementara Dinas Perhubungan Jatim menyiapkan skenario pengalihan arus melalui jalur alternatif jika terjadi penutupan.
Kolaborasi ini diharapkan memangkas waktu respons hingga 50% dibanding prosedur biasa. Langkah teknis seperti pemasangan rambu peringatan dini dan posko darurat juga dibahas. Hasil FGD akan menjadi pedoman bagi polisi lalu lintas dan dinas terkait dalam operasi lapangan.
Pertemuan menghasilkan tiga poin utama:
- Pembentukan tim reaksi cepat gabungan untuk evakuasi dan pengamanan lokasi.
- Pemetaan titik rawan baru di sepanjang jalur JemberBanyuwangi.
- Pelatihan rutin petugas dalam simulasi bencana tanah longsor.
Partisipasi PT Jasa Raharja dalam FGD menguatkan aspek perlindungan korban. Perusahaan ini akan mempercepat penyaluran santunan jika terjadi kecelakaan terkait bencana alam. Dinas Kesehatan Jatim menyiapkan mobil ambulans dan rumah sakit rujukan di tiga kabupaten terdekat.
Kesepakatan ini menjadi model penanganan jalan rawan bencana di Indonesia. Polda Jatim berencana menerapkan pola serupa di lokasi rawan lainnya, seperti jalur pegunungan Malang dan Pacitan.