SUARAJATIM — Media massa berperan lebih dari sekadar penyampai berita; di tangan wartawan, informasi program publik berubah menjadi alat edukasi yang menjangkau keluarga paling rentan. Itu salah satu kesimpulan utama dari Media Gathering Kemendukbangga/BKKBN Perwakilan Jawa Timur yang digelar 27–28 November 2025 di Arayanna Hotel & Resort, Trawas.
![]() |
| Plh BKKBN Jatim Sukamto memaparkan program MBG serta quick wins kepada peserta media di Arayanna Hotel, Trawas, 27 November 2025. |
Tujuannya jelas: memastikan program-program prioritas untuk mencegah stunting — yang disebut quick wins — tersosialisasi secara tepat dan luas kepada publik.
Plh Kepala Perwakilan BKKBN Jatim Sukamto memaparkan beberapa inisiatif yang memerlukan perhatian media, seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), dan Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).
Menurutnya, pendekatan yang terpadu antara program lapangan dan pemberitaan merupakan jalan untuk mencapai target intervensi gizi.
"Lebih baik mencegah stunting ketimbang mengobati. Oleh sebab itu, kami memperkuat kegiatan edukasi dan pendampingan supaya masyarakat memahami risiko stunting serta cara menghindarinya," ujar Sukamto saat sesi pembukaan, Kamis (27/11/2025).
Salah satu program andalan yang dibahas adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dirancang untuk menjangkau ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD yang rentan.
Pelaksanaannya berjalan bertahap dan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) BKKBN sebagai ujung tombak di lapangan untuk memastikan paket gizi sampai pada penerima yang tepat.
"Pihak kami bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menjalankan pendistribusian program MBG ini. Sasaran kami adalah tiga juta penerima," kata Sukamto, merinci skala program nasional yang didukung oleh perencanaan distribusi terkoordinasi
Selain distribusi pangan, BKKBN menekankan pembinaan gizi intensif pada Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Di sinilah peran media dinilai strategis: mengubah informasi teknis menjadi pesan praktis yang mudah dipahami keluarga di desa maupun kota.
"Keterlibatan media adalah kunci penting demi tercapainya tujuan tersebut, yaitu agar masyarakat memahami dan bersedia mengikuti program yang diimplementasikan pemerintah," Sukamto menambahkan.
Dirinya menegaskan harapannya agar pemberitaan membantu mempercepat penerimaan program di masyarakat.
Agenda acara juga memuat sesi evaluasi pelaksanaan quick wins 2025 dan pembahasan rencana 2026. Ada pula panel tentang peran media yang menghadirkan pemateri dari praktisi komunikasi serta sesi pelatihan liputan bersama Suara Surabaya. Total 95 peserta tercatat hadir, termasuk perwakilan BKKBN Jatim dan anggota pokja wartawan.
Diskusi di Mojokerto menegaskan bahwa efektivitas program pencegahan stunting tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan layanan, tetapi juga bagaimana informasi itu disampaikan.
Ketika jurnalis mampu menerjemahkan data program menjadi panduan praktis bagi keluarga, intervensi gizi berpeluang menjangkau kelompok yang paling membutuhkan — dan itu dapat mempercepat penurunan angka stunting.

