Mengintip Kecanggihan Peternakan Sapi Perah Terbesar se-Asia Tenggara di Jawa Timur

  • Susu kualitas terbaik didapat dari sapi perah yang bahagia

peternakan sapi perah di jawa timur
Image: Pexels

Blitar, Suarajatim.com – PT Greenfields Indonesia baru saja memulai membangun peternakan sapi perah yang kedua setelah sukses 2 dekade mengoperasikan peternakan yang pertama. Dibangun seluas 172 hektar di dataran tinggi Wlingi Blitar, lokasi yang berada 1.100 meter di atas permukaan laut ini diklaim sebagai peternakan terbesar se-Asia Tenggara. Tak hanya itu, peternakan ini juga menggunakan teknologi paling modern saat ini.

“Peternakan yang kami mulai ini lebih besar tiga kali lipat daripada lokasi pertama di Gunung Kawi. Bila nanti beroperasi pada 2018, maka jumlah produksi susu segar dari kedua peternakan Greenfields di Jawa Timur akan mencapai 200 ton per hari,” kata Edgar Collins Managing Director AustAsia Dairy Group, perusahaan yang menaungi PT. Greenfields Indonesia.

Pasokan Susu

Edgar Collins, Managing Director of AustAsia Dairy Group Edgar menjelaskan bahwa untuk memproduksi susu berkualitas terbaik, perlu sapi yang bahagia (happy cows). Untuk itulah peternakan ini dibuat sedemikian rupa untuk memanjakan sapai-sapi perahan supaya kerasan tinggal di kandangnya.
Heru Prabowo, Head of Dairy Farm Indonesia, PT Greenfields Indonesia memaparkan bahwa kandang sapi di sini menggunakan sistem kandang tertutup berventilasi. Selain teduh, sirkulasi udara tetap lancar (canal ventilation). Sirkulasi ini dibantu beberapa kipas baik di dekat kandang maupun dari atas. Menariknya semua kipas bekerja secara otomatis berdasarkan suhu ruangan. Dan petugas juga bisa mengontrolnya melalui aplikasi dari smartphone secara remote.

peternakan sapi terbesar di malang
ilustrasi rotary milking. Image: GEA
Yang kedua, Heru menjelaskan bahwa pemerahan susu nantinya sudah menggunakan sistem rotary milking parlour. Sehingga waktu pemerahan menjadi semakin efisien. Tak hanya itu, setiap sapi mempunyai RFID Number yang termonitor secara komputerisasi sehingga tercatat dengan baik berapa produksi susu tiap-tiap sapi. Sapi menjadi mudah diketahui kapan akan bisa diperah lagi dengan hasil terbaik.
Di sektor pakan sapi juga telah menggunakan delivery box yang secara otomatis memberikan pakan sapi yang terukur dan efisien.

Sapi ternyata juga butuh sistem penerangan yang baik. Pada sapi yang bunting memerlukan kondisi terang seperti siang hari selama 18 jam (disesuaikan dengan asal bibit sapi Holstein Australia). Maka lampu berkekuatan 200 lux bisa diatur sesuai kondisi sapi. Pengaturan lampu juga bisa dikontrol melalui smartphone.

Peternakan sapi perah baru di Wlingi - berlokasi di lahan seluas 172 hektar dengan investasi sebesar Rp. 600 milyar - mampu menampung hingga 9.500 sapi perah. Tahapan pertama, sejumlah 2.000 sapi perah akan tiba pada bulan Agustus 2017 dan akan siap untuk diperah pada bulan Februari 2018.

Peternakan kedua di Wlingi adalah peternakan yang ramah lingkungan dengan menggunakan pembangkit listrik bertenaga biogas, purifikasi dan daur ulang limbah, daur ulang pasir untuk alas tidur sapi perah, serta pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk.

“Selain menerapkan praktek pengelolaan yang baik (good manufacturing practices), peternakan juga akan menggunakan peralatan, sistem dan teknologi paling modern dan efisien yang ada di industri peternakan di Asia, bahkan di dunia; ini termasuk sistem rotary milking parlor untuk proses pemerahan susu yang lebih efisien, tunnel barn untuk kenyamanan sapi yang lebih baik, serta daya listrik dari pembangkit listrik bertenaga biogas yang didapat dari pengolahan limbah peternakan,” papar Heru.
LihatTutupKomentar