Arema dan Persebaya Sudah Sering Bertemu, Tragedi Kanjuruhan Harusnya Bisa Diantisipasi

  • Satu-satunya orang Indonesia yang memegang lisensi FIFA Security Officer, Nugroho Setiawan menilai tragedi Stadion Kanjuruhan seharusnya bisa diantisipasi. Ini karena panitia pelaksana seharusnya sudah tau, bahwa Arema FC vs Persebaya  merupakan pertandingan beresiko tinggi sehingga mitigasinya harus sudah matang.

Suarajatim.com - Dilansir dari jawapos.com, Nugroho Setiawan mengatakan bahwa pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya memanglah salah satu laga berisiko tinggi. Penyelenggara sudah tau hal ini. Dan kedua tim sudah sering bertemu. Artinya, sudah banyak pengalaman dalam menggelar pertandingan derbi Jawa Timur antara Arema dan Persebaya ini. Dengan kata lain, seharusnya sudah bisa diperhitungkan mitigasi risikonya.

Arema Vs Persebaya: 125 Suporter Dan 2 Polisi Tewas, Bermula Dari Tembakan Gas Air Mata

Industri olahraga sepak bola secara khusus memang sudah diatur oleh FIFA, namun pada pelaksanaan pertandingannya perlu melibatkan banyak pihak yang mana masing-masingnya punya landasan hukum.


Polisi, misalnya, dalam menangani kericuhan, langkah awal yang harus dilakukan adalah persuasif, negosiasi, dan terakhir represif.

Tragedi Kanjuruhan Tewaskan 17 Anak, Alfiansyah Selamat Tapi Jadi Yatim Piatu

Memang dalam peraturan FIFA, ada pasal yang mengatur bahwa penggunaan senjata api dan gas air mata tidak diizinkan digunakan oleh petugas keamanan untuk menertibkan suporter. 


Namun perlu dicatat, bahwa ada pasal lanjutannya yang menyatakan bahwa pihak keamanan diizinkan melakukan tindakan represif dalam keadaan mendesak. Inilah, yang diduga dilakukan di Kanjuruhan hari Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu. Dimana pada momen tersebut suasana sudah sulit dikendalikan sehingga kepolisian merasa perlu melakukan tindakan represif.

Rusuhnya Di Lapangan, Tapi Arah Tembakan Gas Juga Ke Tribun

Perihal kapasitas stadion pun sudah diatur oleh FIFA, sehingga jika terjadi hal tak diinginkan, mobilitas pemain dan penonton lebih mudah untuk diatasi. Selain itu, penonton juga akan merasa lebih nyaman saat menyaksikan pertandingan.


Kapasitas aman dapat disesuaikan dengan kondisi stadion. Misalnya, sebuah stadion memiliki kapasitas 40 ribu penonton, maka panitia pelaksana mencetak tiket sebanyak 70% dari total kapasitas stadion saja, sudah termasuk tamu undangan di dalamnya. Dengan demikian keamanan akan lebih terjaga. 

Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat Akhirnya Dicopot!

Menurut Nugroho, setidaknya ada tiga hal penting yang perlu ditinjau agar tragedi semacam ini tidak terulang kembali. Pertama, klub, panitia pelaksana, kepolisian, PSSI, serta semua operator kompetisi duduk bersama-sama saling menyamakan persepsi soal keamanan.


"Kedua, infrastruktur stadion harus memadai. Misal, kalau pintu keluar masuk stadion hanya satu akses, maka harus ditambah. Di Kanjuruhan kemarin itu kan ditembakkan gas air mata, secara naluri penonton akan bergerak mencari tempat yang udaranya segar, karena gas air mata membuat dada sesak dan mata pedih," kata Nugroho.

Terkait Kanjuruhan, 9 Komandan Brimob Di Polda Jatim Dicopot. Siapa Saja?

"Nah, ketika mereka berebut mencari napas, akses keluar stadion terlalu kecil. Jelas saja akan terjadi himpit-himpitan yang menyebabkan banyak korban jiwa. Lalu yang ketiga, perilaku suporter harus diperbaiki. Ini tentu tidak gampang, tapi harus dilakukan," tutupnya.

LihatTutupKomentar